Pasien lainnya adalah Saeppong (70), warga Kecamatan Sumarorong, yang usai menjalani operasi katarak pada mata kirinya.
Dia ditemani anak laki-lakinya, Maryanus (36), naik mobil ke RSUD. Keduanya memesan penginapan di dekat RSUD untuk memudahkan Saeppong memeriksakan kembali matanya sehari pascaoperasi dilaksanakan.
BACA JUGA:Jadwal Lengkap MotoGP Mandalika 2024, Dari Free Practice Hingga Main Race
Biaya untuk penginapan dibantu oleh Camat Sumarorong. Saeppong mengatakan telah menderita katarak sejak 2019.
Pria itu sangat senang bisa mendapatkan kesempatan menjalani operasi katarak secara gratis. Dia pun mengaku tidak takut dalam menjalani operasi tersebut.
"Saya sepenuh hati (menjalani operasi ini)," kata Saeppong.
Menurutnya, ada rasa sakit saat dioperasi, namun masih dalam batas yang bisa ditoleransi.
Ia mengetahui digelarnya operasi katarak gratis dari puskesmas setempat sebulan silam.
Sementara Idris Parakai (63) merupakan pasien katarak dari Kecamatan Tabulahan, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari RSUD.
Idris bersama para penderita katarak dari Tabulahan menempuh 3 jam perjalanan ke RSUD.
BACA JUGA:Posisi Strategis Gas Bumi dalam Transisi Energi
Lokasi RSUD yang berada di pegunungan dengan jalan yang berkelok-kelok serta udara dingin tidak menyurutkan langkah Idris untuk bisa kembali melihat.
Mereka berangkat bersama-sama, ada 46 orang. Ada yang pulang lagi karena tidak lolos (skrining), ada pula yang tidak perlu operasi.
Ia mengaku sudah 3 tahun menderita katarak, dan makin menurun kemampuan penglihatannya akhir-akhir ini.
Akibatnya, Idris yang sehari-hari bekerja sebagai sopir, memutuskan untuk berhenti mengemudi dalam setahun belakangan dampak dari gangguan katarak.
Operasi katarak gratis ini merupakan bagian dari program Bakti Sosial yang digelar oleh Kementerian Sosial.