BELITOGNEKSPRES.COM - Tren pembayaran dengan metode buy now, pay later (BNPL) semakin populer di kalangan Generasi Z dan Milenial di Indonesia. Kedua kelompok ini menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan sistem BNPL yang menawarkan kemudahan belanja dengan pembayaran cicilan.
Menurut data dari PT Pefindo Biro Kredit (IdScore), jumlah pengguna sistem BNPL di Indonesia mencapai sekitar 1,62 juta setiap bulannya.
Menariknya, lebih dari 48% pengguna berada di rentang usia di bawah 30 tahun, dengan mayoritas berasal dari generasi muda. Sementara itu, hampir 30% pengguna lainnya berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan dominasi kelompok usia produktif dalam memanfaatkan layanan ini.
Sistem BNPL dinilai praktis oleh banyak anak muda. Riska, seorang mahasiswa, menjelaskan bahwa dia beberapa kali menggunakan Paylater dari platform e-commerce untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA:Daya Beli Masyarakat Menurun di Tengah Pertumbuhan Ekonomi, Ekonom INDEF: UMKM jadi Korban
BACA JUGA:Genjot Transisi Energi, Pertamina NRE Bakal Bangun Pabrik Bioetanol
"Kalau beli barang yang penting, seperti buku untuk kelas, pakai Paylater itu memudahkan karena bisa dicicil. Jadi saya punya waktu untuk mengumpulkan uang," katanya.
Namun, Riska juga mengingatkan untuk berhati-hati menggunakan layanan ini. Menurutnya, jika terlalu sering menggunakan Paylater, hal ini bisa menyebabkan tumpukan utang yang sulit dilunasi.
"Memang mudah, tapi kalau digunakan berlebihan, nanti cicilan akan menumpuk. Sebaiknya pakai hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting," sarannya.
Peningkatan penggunaan Paylater ini tak lepas dari risiko kredit macet. Data semester I-2024 mencatatkan NPL (Non-Performing Loan) dari layanan Paylater mencapai Rp 1,42 triliun. (dis)