Daya Beli Masyarakat Menurun di Tengah Pertumbuhan Ekonomi, Ekonom INDEF: UMKM jadi Korban
Daya Beli Masyarakat Anjlok, Ekonom INDEF: UMKM Kini Jadi Korban-disway.id/Bianca Chairunisa---
BELITONGEKSPRES.COM - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal 2024 tercatat positif dengan pertumbuhan sebesar 5,1 persen year on year (y-o-y) pada triwulan I dan 5,05 persen pada triwulan II (BPS).
Capaian ini juga menempatkan Indonesia di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan 3,2 persen pada 2024.
Namun, di balik angka pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan, daya beli masyarakat justru mengalami penurunan signifikan.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki, menyoroti dampak melemahnya daya beli terhadap pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Penurunan daya beli masyarakat ini berimbas pada turunnya omset UMKM, yang tercermin dalam Indeks BRI yang menunjukkan penurunan indeks bisnis UMKM sejak triwulan III tahun 2024.
BACA JUGA:Genjot Transisi Energi, Pertamina NRE Bakal Bangun Pabrik Bioetanol
BACA JUGA:37,17 Persen Kredit Macet P2P Lending Berasal dari Gen Z dan Milenial, OJK Beri Peringatan
"Indeks bisnis UMKM justru menurun sejak Triwulan III Tahun 2024 karena daya beli masyarakat anjlok dan menyebabkan UMKM turun, ini tidak bisa dianggap sepele," kata Teten dalam pernyataan resminya pada 6 September 2024.
Pandangan serupa disampaikan oleh Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, yang melihat fenomena penurunan daya beli masyarakat tercermin dari deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut. Tauhid menjelaskan bahwa penurunan konsumsi masyarakat berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Jika konsumsi turun, maka pertumbuhan ekonomi akan ikut melambat. Sektor usaha yang bergantung pada konsumsi masyarakat, seperti UMKM, akan terkena dampak signifikan," ungkap Tauhid.
Ia juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2024 mungkin akan mengalami pelambatan dibandingkan kuartal sebelumnya, terutama sektor-sektor usaha kecil yang sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
Pelemahan daya beli ini terutama dirasakan oleh sektor usaha kecil seperti industri makanan, yang menjadi indikator awal dari perlambatan ekonomi secara lebih luas. (dis)