Artificial Intelligence dan Tantangan Jurnalistik Masa Kini

Rabu 04 Sep 2024 - 21:31 WIB
Oleh: Andika Wahyu Widyantoro

Perusahaan pers lain mungkin akan menempuh cara yang berbeda dalam menerapkan kecerdasan buatan. Tapi satu hal yang dipegang bersama yakni kecerdasan buatan dinilai bisa menjadi salah satu peluang sumber daya organisasi berita untuk eksis dan berkembang.

Hal ini guna membantu mengatasi berbagai tantangan dunia pers, misalnya tren menurunnya pendapatan serta semakin berkurangnya pembaca atau pelanggan.

Akan tetapi perusahaan pers harus berhati-hati dalam memprioritaskan aktivitas utama mana yang bisa mendapatkan manfaat paling besar dari penggunaan kecerdasan buatan.

Menurut temuan Wilczek, B., M. Haim, and N. Thurman (2024), potensi terbesar kecerdasan buatan berada pada segi operasional yakni produksi konten berita dan distribusi konten yang dipersonalisasi.

BACA JUGA:RI Menuju Nol Persen Kemiskinan Ekstrem

Hal inilah yang seharusnya menjadi area fokus injeksi kecerdasan buatan di perusahaan pers. Kecerdasan buatan bisa membantu efektivitas dan efisiensi produksi serta distribusi konten berita kepada khalayak.

Momen ini juga bisa dimaknai sebagai jalan menuju produk jurnalistik yang berkualitas. Misalnya eksplorasi produksi berita dengan pendekatan jurnalisme data, jurnalisme investigatif, dan jurnalisme konstruktif yang didukung teknologi kecerdasan buatan.

Kecerdasan buatan bisa membantu perusahaan pers dalam mengolah, memaknai, serta menyampaikan informasi dalam bentuk berita kepada khalayak secara lebih baik, di tengah kelimpahan data sebagai konsekuensi lingkungan digital saat ini.

Sementara itu, kecerdasan buatan juga bisa menciptakan nilai lebih dalam pendistribusian konten yang dipersonalisasi kepada pelanggan. Berita tertentu bisa dikirimkan ke demografi pelanggan yang tepat pada momen yang tepat pula. Sehingga diharapkan meningkatkan keterlibatan audiens, yang pada akhirnya bisa menaikkan pendapatan perusahaan pers, misalnya melalui model berlangganan.

BACA JUGA:Menelusuri Labirin Gaya Belajar Anak: Catatan Perjalanan Program AFS Tahun 2024

Pada konteks Indonesia, sebagian perusahaan pers nasional telah menerapkan kecerdasan buatan pada praktik jurnalistiknya. Misalnya tvOne yang menurut temuan Ridwan, Dadang & Heikal, Jerry (2023), menerapkan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas dan kreativitas dalam produksi konten. Hal ini ditempuh melalui pemanfaatan analisis data tingkat lanjut dan otomatisasi. tvOne juga menjadi pionir televisi nasional yang menerapkan presenter virtual berbasis kecerdasan buatan.

Sementara itu, digital news startup kumparan juga menginjeksikan kecerdasan buatan pada praktik jurnalistiknya. Kumparan menggabungkan jurnalisme berbasis teknologi (technology-based journalism) yang memungkinkan mereka mengirimkan konten kepada orang yang tepat dan waktu yang tepat karena didukung dengan Personalized Algorithm Technology (PAT).

Kecerdasan buatan juga diterapkan pada aspek revenue streams yakni melalui native advertising, bukan intrusive advertising atau iklan yang mengganggu dalam bentuk pop-up dan banner yang biasanya menutupi berita yang diakses pembaca.

Selain itu, penerapan teknologi kecerdasan buatan terkini juga memungkinan mereka untuk memproduksi dan mendistribusikan iklan yang dipersonalisasi (personalized advertising).

BACA JUGA:Berbekal Berbagai Prestasi, Bekasi Siap Tatap Era Aglomerasi

Sumber daya manusia yakni jurnalis dan ahli teknologi digital serta teknologi digital itu sendiri seperti kecerdasan buatan menjadi sumber daya utama yang penting bagi kelangsungan dan keberlanjutan perusahaan pers.

Kategori :