BELITONGEKSPRES.COM - Program makanan bergizi gratis (MBG) tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Dewan Ekonomi Nasional (DEN), inisiatif ini berpotensi menurunkan tingkat kemiskinan hingga 2,6% dengan anggaran sebesar Rp 171 triliun dan target penerima 82,9 juta orang.
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan bahwa MBG berdampak positif pada sektor pertanian dengan meningkatkan permintaan beras, telur, dan ayam dari produksi dalam negeri. Selain itu, program ini menciptakan lapangan kerja dan menekan ketimpangan ekonomi hingga 3,6%.
Untuk menjamin keberlanjutan, pemerintah telah mendirikan 722 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengawasi distribusi dan kualitas makanan. Ditargetkan, jumlah SPPG akan meningkat menjadi 32.000 unit hingga akhir 2025, guna menjangkau lebih banyak penerima manfaat di 38 provinsi.
BACA JUGA:Investasi Infrastruktur EBT Belum Jadi Prioritas Danantara, Masih Fokus pada Migas
BACA JUGA:Menaker Tegaskan THR Wajib Dibayar Penuh, Tidak Boleh Dicicil
Program ini juga menguntungkan koperasi dan pelaku usaha kecil, seperti petani, peternak, dan nelayan, yang memasok bahan baku. Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa partisipasi koperasi dalam MBG akan meningkatkan skala usaha mereka serta mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.
Dengan sinergi yang kuat antar pemangku kepentingan, MBG diharapkan menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. (beritasatu)