BELITONGEKSPRES.COM - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prita Laura, menegaskan bahwa sisa makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat diubah menjadi peluang ekonomi melalui pendekatan ekonomi sirkular, jika dikelola dengan baik oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di setiap wilayah.
“Ini adalah peluang besar bagi masyarakat dan SPPG untuk mengelola sampah makanan menjadi sesuatu yang bernilai, seperti kompos atau bahkan mengembangkan industri maggot,” ungkap Prita saat meninjau pendistribusian MBG di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat.
Menurut Prita, program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan perekonomian lokal melalui pengelolaan sampah makanan. Dia mendorong masyarakat untuk melihat sampah makanan bukan sebagai masalah, melainkan sebagai aset ekonomi yang dapat dimanfaatkan.
Namun, Prita menekankan pentingnya kerja sama antara SPPG dan dinas lingkungan hidup di daerah untuk memastikan pengelolaan limbah berjalan optimal. "Perlu kolaborasi erat dengan dinas lingkungan hidup setempat agar pengelolaan sampah makanan ini efektif dan memberi dampak nyata bagi ekonomi lokal," tambahnya.
BACA JUGA:Jangkau Lebih Banyak, Menko Zulhas: Anggaran MBG Mungkin Bertambah Rp140 Triliun di Tahun 2025
BACA JUGA:Kendalikan Konsumsi Gula, Pemerintah akan Berlakukan Cukai Minuman Berpemanis pada Semester II 2025
Ia juga mengungkapkan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup telah menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk pengelolaan limbah makanan yang dihasilkan dari program MBG. SOP ini terus disosialisasikan kepada SPPG dan dinas lingkungan hidup agar proses pengelolaan berjalan sesuai standar.
Sementara itu, Kepala SPPG Ciracas, Agung Riyano Riyadita, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mulai memisahkan dan mendata sisa makanan yang dihasilkan setiap harinya. "Kami telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendata dan memisahkan sampah, seperti ujung wortel atau bonggol sayuran, dari sisa makanan yang sudah dikonsumsi," jelas Agung.
Peninjauan distribusi MBG di Ciracas juga dihadiri oleh Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga) sekaligus Wakil Kepala BKKBN, Ratu Isyana Bagoes Oka, serta Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (WamenPPPA), Veronica Tan.
Di Posyandu Anyelir, program MBG menjangkau 4 ibu hamil, 3 ibu menyusui, dan 23 balita dengan total 30 paket makanan. Sementara di Posyandu Dahlia, 10 ibu hamil, 9 ibu menyusui, dan 26 balita menerima 45 paket MBG. Data tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendistribusikan manfaat program ini secara langsung kepada kelompok prioritas. (ant)