5. Desa Rambutan Masam, Batanghari (Jambi)
Tradisi Mujuk Selang dihidupkan kembali di desa ini sebagai upaya revitalisasi budaya lokal yang hampir punah. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan sosial masyarakat tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
Dewan juri yang terdiri dari para ahli, akademisi, budayawan, dan praktisi, seperti Bito Wikantosa (Staf Ahli Kemendes PDTT), Susi Ivvaty (Asosiasi Tradisi Lisan), Redy Eko Prasetyo (Pengajar Universitas Brawijaya), dan Aloysius Budi Kurniawan (Jurnalis Harian Kompas), menyampaikan apresiasi atas upaya kelima desa tersebut.
Menurut mereka, inovasi dan komitmen yang ditunjukkan desa-desa ini layak menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam pemajuan kebudayaan.
BACA JUGA: Legenda Manis Dodol Agar dari Kampong Lalang, Warisan Budaya yang Terus Hidup di Beltim
Apresiasi Desa Budaya 2024 menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan. Kegiatan ini sekaligus menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam melestarikan warisan budaya yang menjadi identitas bangsa.