Mewujudkan Indonesia Layak Anak Lewat Pemberian Nutrisi Adekuat

Dua orang anak menikmati susu di Lapangan Kenari, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (25/8/2024). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa--

Indonesia yang kini berusia 79 tahun punya cita-cita besar untuk enam tahun mendatang, yakni menjadi wilayah layak anak atau Indonesia Layak Anak 2030. Dengan program ini, Indonesia menjamin perlindungan terhadap setiap anak, meliputi pemenuhan hak dasar mereka, termasuk untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Khusus untuk bertumbuh dan berkembang, pemberian nutrisi adekuat menjadi hal penting, karena dampak dari pemenuhan gizi yang tidak optimal dapat memiliki konsekuensi jangka panjang. Dampak ini tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan kognitif dan motorik, serta perkembangan otak anak secara keseluruhan.

Saat ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan gizi khususnya zat besi. Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan sebanyak satu dari lima anak berusia di bawah lima tahun rentan mengalami anemia atau kekurangan zat besi, yang dapat mengancam tumbuh kembang optimal mereka.

Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi anak sejak dini untuk mencegah dampak jangka panjang yang merugikan. Oleh karena itu, perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Joko Murdiyanto, Sp.An, MPH mendorong para orang tua memastikan anak-anak mereka terpenuhi kebutuhan zat gizinya setiap hari.

BACA JUGA:Menatap Masa Depan Energi Surya di Indonesia

Kebutuhan nutrisi ini sebenarnya sudah tercakup dalam kampanye yang sudah lama digaungkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni "Isi Piringku". Ini merupakan porsi makan dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

"Isi Piringku", secara umum menekankan prinsip konsumsi makanan bergizi seimbang, mencakup berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk zat besi demi terhindari dari anemia.

Di sisi lain, masih dalam kaitannya dengan pemenuhan gizi anak, orang tua juga perlu meminimalisir anak-anak dari mengonsumsi makanan tak sehat, makanan cepat saji dan  mengandung pengawet dengan bahan kimia berbahaya, pemanis tinggi, serta garam yang tinggi.

Lead Gerakan Sekolah Sehat dari Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Minhajul Ngabidin menekankan perlunya menggandeng pihak sekolah dalam menyukseskan program ini.

BACA JUGA:IKN, Tantangan dan Peluang Pusat Pemerintahan Masa Depan Indonesia

Pihak sekolah, terutama guru, harus ikut serta menjaga nutrisi anak-anak di sekolah dengan memastikan kantin sekolah tidak menjual makanan minuman yang membahayakan anak-anak.

Pemerintah terus meningkatkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), agar anak-anak dapat tumbuh dengan sehat. Karena sehat merupakan bekal anak bisa belajar dengan baik.

Untuk hal tersebut, Kemendikbudristek juga mengupayakan peningkatan usaha kesehatan sekolah melalui gerakan sekolah sehat. Gerakan ini mengusung lima pilar, yaitu pembiasaan sehat fisik, sehat gizi, sehat imunisasi, sehat jiwa dan sehat lingkungan.

Gandeng dunia usaha

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan