3 Hal yang Dilarang Saat Menyembelih Hewan Kurban

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel melatih juru sembelih hewan kurban di Belitung, Rabu (ANTARA/HO-Aprionis/Nora)--

BELITONGEKSPRES.COM, PANGKALPINANG - Syiar Sembelih Halal (Sybilal) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menegaskan larangan bagi juru sembelih yang mengasah pisau di depan hewan kurban. 

Tindakan mengasah pisau di depan hewan kurban tersebut dapat menciptakan stres pada sapi dan kambing yang akan dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha 2024 atau 1445 Hijriah.

Pimpinan Sybilal Provinsi Kepulauan Babel, Anggi Galingga Soufyan, menyoroti pentingnya tata cara agar hewan kurban tidak stres dalam setiap tahapan penyembelihan. 

"Mengasah pisau di depan hewan kurban adalah tindakan yang tidak diperkenankan," tegas Anggi Galingga Soufyan dalam pelatihan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di Belitung pada Rabu, 24 April 2024.

Dalam konteks ini, dia juga menegaskan beberapa prinsip yang harus diikuti oleh juru sembelih agar penyembelihan berjalan sesuai ketentuan. Salah satunya adalah tidak mengangkat pisau dari leher hewan sebelum memastikan ketiga saluran telah terpotong dengan baik.

BACA JUGA:Langkah Tegas Pemprov, Pecat ASN Babel Terbukti Terlibat Kasus Korupsi Timah

BACA JUGA:Kasus Korupsi Timah, Sinyal Tersangka Kluster Pemda Babel

Proses penyembelihan juga harus dilakukan dengan tidak terlalu tinggi atau rendah, sementara pangkal leher dan penampang sembelihan harus dijaga agar tidak bersentuhan. "Stres pada hewan kurban dapat berdampak pada kualitas daging yang dihasilkan," tambahnya.

Selain itu, peredaran darah harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu proses penyembelihan. "Ketidaknyamanan atau stres pada hewan kurban dapat mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan," katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Biro Kesra Pemkab Belitung, Dedi Faiza, menekankan pentingnya untuk menghindari stres pada hewan kurban, karena hal tersebut dapat menurunkan kualitas daging yang dihasilkan.

"Daging dari hewan kurban yang mengalami stres cenderung memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi karena memudahkan pertumbuhan bakteri," jelas Dedi Faiza.

Lebih lanjut, Dedi menyebutkan bahwa proses peredaran darah yang tidak sempurna pada hewan yang mengalami stres dapat menyebabkan darah yang tertinggal di dalam daging menjadi media pertumbuhan kuman penyakit.

BACA JUGA:Upaya Pemulihan Aset Kasus Korupsi Timah, Jampidsus: Tanggung Jawab Korporasi

BACA JUGA:Kejagung Sita 5 Smelter dan Puluhan Alat Berat, Terkait Korupsi Timah Babel

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan