Jangan Diabiskan! Pakar Keuangan Sarankan Sisihkan Sebagian Uang THR untuk Investasi dan Tabungan
Dalam waktu dekat, para pekerja akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) dari tempat kerja mereka untuk merayakan Idul Fitri.--
BELITONGEKSPRES.COM, Dalam waktu dekat, para pekerja akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) dari tempat kerja mereka untuk merayakan Idul Fitri.
THR tersebut seringkali digunakan untuk memenuhi kebutuhan menjelang lebaran, seperti membeli pakaian baru dan menambah persediaan makanan untuk perayaan Idul Fitri.
Meskipun demikian, penting untuk menggunakan dana THR dengan bijak agar tidak habis sia-sia. Sebagian dari dana tersebut bisa dialokasikan untuk tabungan dan investasi, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi keuangan pribadi.
"Selain untuk keperluan hari raya, THR bisa juga digunakan untuk menabung, berinvestasi, hingga membayar utang," ungkap pakar keuangan yang juga Head of Research and Advisory Bank Commonwealth, Thadly Chandra seperti dikutip dari Antara.
BACA JUGA:Jelang Lebaran, Samsung Hadirkan Promo HP Terbaru dengan Harga 3 Jutaan, Cek Apa Saja
BACA JUGA:Rekomendasi HP Samsung Terbaru di Harga 5 Jutaan, Bikin Lebaranmu Makin Keren
Thadly merekomendasikan alokasi THR sebagai berikut: 10% untuk zakat, 20% untuk tabungan dan investasi, 60% untuk keperluan hari raya dan pembayaran utang jika ada, dan 10% untuk dana darurat.
“THR idealnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama hari raya Idul Fitri. Namun agar THR tidak habis sia-sia, maka bisa dibuatkan pos alokasi dan skala prioritas sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal," tambahnya.
Ia menyarankan bahwa THR bisa menjadi momen bagi individu untuk mulai menyisihkan pendapatan dengan tujuan menabung dan berinvestasi, misalnya 20% dari THR. Selain itu, sebagian dari THR juga bisa dialokasikan untuk dana darurat, untuk menghadapi hal-hal tak terduga seperti kecelakaan, kerusakan rumah, atau kehilangan pekerjaan.
"Pastinya hindari menggunakan THR untuk konsumsi yang tidak perlu dan bersifat berlebihan," bebernya.
BACA JUGA:Tren Fitur Sosial Media di E-Commerce Semakin Tak Terbendung
BACA JUGA:BMW Rilis Sedan Listrik i5 eDrive40 M Sport di Indonesia, Klaim Jakarta-Semarang Sekali Ngecas
Masyarakat juga perlu mempertimbangkan instrumen keuangan yang sesuai untuk investasi, dengan memperhitungkan tujuan investasi dan profil risiko mereka. Menurut Thadly, aset berisiko seperti ekuitas dan pendapatan masih menawarkan prospek yang baik pada tahun ini, terutama dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kemungkinan pemangkasan suku bunga Bank Indonesia.
Ia juga menyarankan bahwa setiap jenis investor dapat memilih jenis investasi yang berbeda. Misalnya, bagi investor konservatif, lebih baik fokus pada kelas aset pendapatan tetap seperti obligasi atau reksa dana pendapatan tetap.