Cap Go Meh: Tradisi Puncak Perayaan Tahun Baru Imlek

BELITONGEKSPRES.COM, Sijuk - Ayie Gardiansyah, tokoh masyarakat Tionghoa dari Kabupaten Belitung, mengungkap bahwa Cap Go Meh adalah perayaan yang menandai akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.

"Cap Go Meh adalah momen yang menandakan berakhirnya perayaan Imlek," ungkapnya saat merayakan Cap Go Meh di Kelenteng Sijuk, Kabupaten Belitung, Sabtu, 24 Februari 2024.

Dia menjelaskan bahwa Cap Go Meh dirayakan oleh masyarakat Tionghoa pada hari ke-15 perayaan Imlek dengan penuh kebahagiaan.

Perayaan ini menjadi penanda bahwa perayaan Imlek telah usai dan masyarakat Tionghoa kembali ke rutinitas sehari-hari. "Ini berarti tidak akan ada lagi ucapan selamat tahun baru Imlek atau 'gong xi fat cai' besok," tambah Ayie Gardiansyah.

BACA JUGA: Tutup THM Selama Ramadan, Muhammadiyah Belitung Beri Dukungan ke Pemda

BACA JUGA:Kasus Perceraian di Belitung Capai 431, Banyak Istri Gugat Cerai

Menurutnya, di masa lalu, perayaan Cap Go Meh menandakan saat masyarakat Tionghoa kembali bekerja, sementara para petani kembali ke ladang untuk bercocok tanam.

"Sebab, perayaan Imlek telah berakhir, maka mereka yang biasanya bekerja akan kembali melakukannya, para siswa akan kembali ke sekolah, dan petani akan kembali ke ladang untuk bercocok tanam," jelasnya.

Ayie Gardiansyah menyatakan bahwa Cap Go Meh selalu diidentikkan dengan kebahagiaan dan sering dirayakan dengan pesta.

Masyarakat Tionghoa, lanjutnya, biasanya merayakan Cap Go Meh dengan menghias rumah mereka dengan lampion.

"Cap Go Meh selalu dirayakan dengan penuh kegembiraan, salah satunya dengan menghiasi rumah dengan lampion sebagai simbol harapan baik untuk tahun yang baru," katanya.

BACA JUGA:Pemda Belitung akan Tutup THM, Selama Bulan Ramadan

BACA JUGA:UPT Dinas PU Babel Catat Realisasi Pekerjaan Jalan Capai 100 Persen

Dia berharap bahwa perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Sijuk, yang merupakan kelenteng tertua di Pulau Belitung, akan membawa berkah, kedamaian, dan persatuan bagi masyarakat setempat.