QRIS Jadi Pilar Utama Modernisasi Digital Indonesia di Era Joko Widodo
Beli makanan dan minuman pakai BRImo baik di EDC maupun QRIS BRI dapat cashback 20%. (BRI/Istimewa)--
BELITONGEKSPRES.COM - Implementasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) telah menjadi bagian integral dari modernisasi digital dalam satu dekade terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Data terbaru menunjukkan bahwa hingga kuartal II 2024, transaksi yang menggunakan QRIS telah mencapai 53 juta pengguna dan 34,23 juta merchant, mencerminkan pertumbuhan yang signifikan.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa Indonesia kini diakui sebagai salah satu negara tercepat dalam proses digitalisasi, serta menjadi pemain kunci dalam transformasi ekonomi dan keuangan digital.
Ia menekankan, “Dalam lima tahun terakhir, transformasi digital nasional telah berlangsung cepat, dengan digitalisasi pembayaran dan keuangan berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi Covid-19.”
BACA JUGA:OVO Rekomendasikan Adaptasi Kartu Prakerja untuk Program Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Peningkatan Investasi Beri Dampak Positif bagi Penemuan Sumber Daya Migas di Indonesia
Untuk mendukung perkembangan ini, BI meluncurkan blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 pada Agustus 2024. Blueprint ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah, otoritas, asosiasi, industri, dan masyarakat dalam memperkuat transformasi digital demi kemajuan ekonomi keuangan di Indonesia.
Akselerasi digitalisasi pembayaran nasional ke depan akan difokuskan pada lima inisiatif utama: modernisasi infrastruktur pembayaran ritel dan grosir, konsolidasi industri pembayaran, inovasi dan akseptasi digital, perluasan kerjasama internasional, serta pengembangan rupiah digital. Perry menegaskan bahwa peluncuran blueprint ini merupakan langkah lanjutan untuk mencapai sistem pembayaran yang lebih baik dan lebih inklusif.
Sejak 2019, terdapat sekitar 50 juta pengguna QRIS, dengan mayoritas berasal dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain itu, transaksi melalui BI Fast juga mengalami lonjakan, menarik perhatian masyarakat karena biayanya yang terjangkau.
“Di BI, kami bangga dapat berkontribusi nyata terhadap digitalisasi nasional, terutama melalui blueprint sistem pembayaran yang kami luncurkan dari tahun 2019 hingga 2025,” tambah Perry.
BACA JUGA:PLN Indonesia Power Perkuat Peran dalam Transisi Energi Terbarukan Menuju NZE 2060
BACA JUGA:BI Siapkan Langkah Strategis untuk Perkuat Stabilitas Ekonomi dan Pertumbuhan Berkelanjutan
BI juga aktif memperluas kerjasama internasional terkait QRIS. Setelah berkolaborasi dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura, mereka telah menandatangani nota kesepahaman untuk kerjasama QR dengan Korea Selatan, Uni Arab Emirat, Jepang, dan India.
Hingga kuartal III 2024, pertumbuhan QRIS tercatat mencapai 209,61% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan merchant sebanyak 34,23 juta. Ini menunjukkan bahwa QRIS bukan hanya sebuah inovasi teknologi, tetapi juga sebuah langkah penting dalam penguatan ekonomi digital Indonesia. (beritasatu)