Era Kebangkitan Indonesia di Tengah Turbulensi Ekonomi Global
Narasumber pada diskusi bertopik "Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Ekonomi?" yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan Universitas Paramadina di Jakarta, Senin (27/5/2024). ANTARA/HO-Universitas Paramadina.--
BACA JUGA:Tingkatkan Kesehatan dan Gizi Anak, Gibran Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di SDN Bogor
Praktis terdapat beban yang luar biasa berat bagi tumbuh kembangnya ke depan perekonomian nasional. Untuk itu, perlu kemauan kuat dan rencana tepat dari pemerintahan baru. Namun, disadari "kaki-kaki yang dimiliki demikian lemah" dengan gambaran fundamental ekonomi yang agak memprihatinkan.
Pada kesempatan itu ekonom Wijayanto Samirin memberi solusi untuk memperkuat kaki-kaki, antara lain, dengan memperkokoh kolaborasi, memperbaiki konsistensi kebijakan, memperkuat penegakan hukum, dan reindustrialisasi.
Perang Rusia versus Ukraina, eskalasi di Timur Tengah, perang dagang AS vs Tiongkok yang berkepanjangan ditingkahi pelemahan ekonomi AS dengan tren dedolarisasi dan disrupsi suku bunga global. Terakhir, tercatat pula harga komoditas yang berfluktuasi dan menunjukkan tren menurun yang akan berdampak pada harga komoditas nasional.
Sorotan yang sama juga disampaikan Dr. Handi Risza. Diungkapkan oleh ekonom Universitas Paramadina bahwa dewasa ini dunia sedang dihantui dengan tiga permasalahan utama (triple horror), yakni inflasi tinggi, tingkat suku bunga tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
BACA JUGA:Total Lahan Kritis Babel Capai 167.000 Hektare, Akibat Tambang dan Perambahan Hutan
BACA JUGA:Pesan Ketua DPRD Babel Saat Hadiri Diktuk Bintara Polri 2024
Diperkirakan kondisi tersebut akan berlangsung lama, bahkan akan berdampak pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Perekonomian nasional diprediksi juga mengalami perlambatan.
Amerika Serikat dan Eropa, misalnya, tingkat inflasi masih tinggi. Hal ini memicu Bank Sentral AS (The Fed) dan Eropa menerapkan kebijakan moneter yang ketat, dengan menaikkan tingkat suku bunga.
Sementara itu, The Fed dan bank sentral negara Eropa sudah menaikkan tingkat suku bunga beberapa kali dan tertinggi dalam beberapa dekade terakhir, imbasnya adalah terjadi capital flight (pelarian modal) dari negara emerging market (pasar negara berkembang) ke AS dan Eropa.
Dengan kondisi global seperti sekarang ini, semua komponen bangsa harus bangkit mengatasi turbulensi ekonomi global, kemudian menyatupadukan gerak dan langkah menuju Indonesia maju serta turut serta menyejahterakan dan memakmurkan rakyat Indonesia tanpa kecuali.