Arus Modal ke Pasar Keuangan Indonesia Meningkat
Arsip. Karyawan memantau pergerakan pasar uang dan obligasi di Global Market PermataBank, Jakarta, Selasa (10/1). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean--
Di samping itu, Bank Indonesia (BI) terus melakukan peningkatan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), dan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.
BI juga memperkuat strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan.
BACA JUGA:Transisi Energi Berkeadilan dalam Perspektif Spiritualitas Keagamaan
BACA JUGA:Cara Mengatasi Demoralisasi di Tengah Gempuran AI: Peran Pendidikan dan Literasi
Penguatan strategi operasi moneter propasar juga dilakukan BI untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, dengan cara memperkuat struktur suku bunga di pasar uang rupiah untuk menjaga daya tarik imbal hasil dan meningkatkan aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik guna mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Instrumen operasi moneter berupa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (Suvbi) juga dioptimalkan demi mendukung upaya pendalaman pasar uang dan menarik aliran masuk modal asing ke dalam negeri.
Hingga 14 Juni 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan Suvbi masing-masing tercatat sebesar Rp666,53 triliun, 2.301,50 j​uta dolar AS, dan 395 juta dolar AS.
Dengan demikian, diharapkan stabilitas rupiah dapat terus terjaga dan arus masuk modal asing ke dalam pasar keuangan domestik dapat terus mengalir dengan menjaga investasi dalam negeri tetap menarik dan mengoptimalkan instrumen operasi moneter. (ant)
Oleh Martha Herlinawati Simanjuntak