Semester 1 2024, Imigasi Catat Lonjakan Kedatangan WNA di Indonesia Capai 7,2 Persen

Imigasi Catatan Lonjakan Kedatangan WNA di Indonesia Capai 7,2 Persen di Semester 1 2024 (Ist)--

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi mencatat lonjakan kedatangan warga negara asing (WNA) sebanyak 5.086.765 orang selama Januari hingga Juni 2024.

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 7,28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana jumlah kedatangan mencapai 4.741.343 orang.

Dari total WNA yang tiba di Indonesia pada semester pertama tahun 2024, sekitar 68 persen atau sekitar 3.470.954 orang menggunakan visa on arrival (VoA) dan visa kunjungan.

Bandara Internasional Soekarno Hatta di Banten, Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, dan Bandara Internasional Yogyakarta adalah tiga bandara yang menjadi pintu utama bagi para pelintas batas mancanegara.

BACA JUGA:Tegas! Imigrasi Deportasi Sekaligus Cekal 13 WNA Taiwan Pelaku Kejahatan Berat

BACA JUGA: Kasus Melonjak, Imigrasi Deportasi 1.165 WNA Selama Semester Pertama 2024

Di sisi lain, tiga pelabuhan internasional dengan volume perlintasan tertinggi terletak di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu Terminal Feri Batam Center, Pelabuhan Citra Tritunas Batam, dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.

"Direktorat Jenderal Imigrasi melihat peningkatan ini sebagai indikasi positif. Kami berharap dapat mempertahankan tren positif ini di masa mendatang," ungkap Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim, Senin, 15 Juli 2024.

Lebih lanjut Silmy mengatakan, digitalisasi layanan Imigrasi Indonesia telah membawa perubahan signifikan dengan pengenalan e-visa melalui platform evisa.imigrasi.go.id. 

Menurutnya, pengenalan e-visa memungkinkan pengguna untuk mengajukan visa secara online dan terhubung dengan autogate di bandara-bandara utama.

BACA JUGA:Perkuat Penegakan Hukum, Ditjen Imigrasi dan Jamintel Tingkatkan Kerjasama Intelijen

BACA JUGA:Layanan Paspor dan Visa Imigrasi Kembali Normal Setelah Serangan Siber PDN

"Ini adalah bagian dari upaya untuk memfasilitasi pembangunan kesejahteraan masyarakat dan mendukung ekosistem ease of doing business dalam perizinan keimigrasian," jelas Silmy.

Layanan visa ini menjadi yang pertama dalam memungkinkan pembayaran langsung dari luar negeri menggunakan kartu kredit. Fokus mereka adalah meningkatkan layanan publik melalui teknologi digital, termasuk infrastruktur di checkpoint dan integrasi sistem dengan basis data imigrasi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan