Unair Green
Dahlan Iskan--
BACA JUGA:Boyongan IKN
Saya lihat Kampus C ini terus ditata. Dibenahi. Kian indah. Kian hijau. Rasanya wajah Unair sekarang ini adalah yang paling indah dalam sejarahnya.
Unair juga terus memperbaiki rankingnya. Tiap tahun naik. "Tahun 2019 masih di urutan 750-800 dunia. Tahun ini di urutan 345," ujar Prof Dr Suparto Wijoyo. "Tahun depan 308," tambahnya.
Prof Suparto adalah wakil direktur 3 pasca sarjana. Ia yang jadi salah satu pembicara di acara kemarin.
Pasca sarjana Unair juga baru saja membuka program doktor untuk ilmu 'Hukum dan Pembangunan'. "Ini prodi satu-satunya di Indonesia," ujar Prof Suparto.
"Kami ingin memadukan hukum dengan kepentingan pembangunan secara seimbang. Perspektifnya bukan ilmu hukum tetapi dinamika hukum dalam pembangunan," tambahnya.
Program itu baru dibuka tahun lalu. "Peminatnya membludak. Sampai sebagian harus masuk tahun berikutnya," kata Prof Suparto yang memang orang hukum.
Salah satu mahasiswanya adalah Kapolda Jatim yang sekarang Irjen Pol Drs. Imam Sugianto, M.Si..
Di samping itu pasca sarjana Unair juga punya S-2 jurusan kajian ilmu kepolisian. Sejak tahun 2012. Di Indonesia baru UI dan Unair yang membuka kajian ilmu kepolisian. Banyak polisi jadi mahasiswanya.
BACA JUGA:Nasihat Murid
"S-1 semua jurusan bisa diterima di S-2 kajian ilmu kepolisian," katanya.
Saya sendiri memperkirakan green energi baru akan disukai tiga tahun lagi. Atau lima. Yakni ketika harga baterai sudah turun lagi 30 persen dari harga sekarang.
Harga baterai sekarang pun sebenarnya sudah 50 persen lebih murah dari tujuh tahun lalu. Tapi perlu turun sedikit lagi untuk bisa membuat green energi berkembang tanpa paksaan.
Tiga atau lima tahun lagi Anda pun tidak perlu dipaksa. Pakai solar cell sudah lebih menguntungkan. Siang hari panel surya menghasilkan listrik. Listriknya disimpan di baterai. Malam hari rumah Anda dilistriki oleh baterai.
Kalau kebetulan siang harinya turun hujan sepanjang hari toh Anda tidak perlu menyalakan AC di rumah. (Dahlan Iskan)