Asa masyarakat untuk Ibu Kota Nusantara

ilustrasi__--

Jakarta - Ibu Kota Nusantara, 20/2 (ANTARA) - Rian (25) terlihat sibuk dalam perannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 002, Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur. Proses pencoblosan baru saja selesai, ia pun rehat sejenak untuk melanjutkan proses penghitungan suara.

Setiap langkahnya menunjukkan tanggung jawabnya yang besar dalam menjalankan tugas sebagai anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di salah satu desa terdekat dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.

Saat tengah istirahat, ia menyampaikan harapan siapapun pemimpin selanjutnya, IKN akan tetap berlanjut. Bumi Harapan sebagai tempatnya tinggal, menjadi salah satu desa yang paling dekat dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Kawasan inti di IKN tersebut saat ini tengah dipercepat pembangunannya agar bisa rampung sebagian sebelum HUT ke-79 RI.

Adanya pembangunan proyek IKN memang telah membuka banyak peluang ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar ibu kota baru itu, salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan bagi pekerja proyek.

BACA JUGA:Mereguk Manisnya Nira Sambil Menjaga Gunung Palung

Rian menceritakan bahwa dirinya pernah bekerja sebagai pekerja kosntruksi di KIPP IKN selama enam bulan. Tidak hanya dirinya, kawan-kawan sepantarannya juga banyak yang bekerja di sektor konstruksi dan banyak yang masih bertahan hingga sekarang.

Karena itu, dari segi lapangan pekerjaan, megaproyek IKN telah memperlebar peluang masyarakat untuk mencari nafkah.

Pembangunan infrastruktur besar-besaran, seperti jalan raya, bendungan, jembatan, gedung perkantoran, dan fasilitas umum lainnya di IKN membutuhkan tenaga kerja yang besar dan beragam. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hingga Oktober 2023, proyek pembangunan IKN telah menyerap 12.123 tenaga kerja konstruksi.

Di sela istirahat makan siang, Rian lanjut bercerita bahwa sejak peletakan batu pertama IKN, banyak dari rekan sejawatnya yang beralih profesi, dari petani menjadi pekerja proyek. Kemudian cukup banyak juga yang setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), langsung bekerja di konstruksi IKN.

BACA JUGA:Membangun Timnas Putri Indonesia Lewat 'Tangan Besi' Satoru Mochizuki

Fakta ini merupakan hal yang positif dalam menekan angka pengangguran masyarakat sekitar. Kendati demikian, di satu sisi Rian juga khawatir apabila proyek sudah selesai, bagaimana nasib kawan-kawannya yang bekerja di proyek itu? Akankan masih mendapatkan kesempatan bekerja setelah peresmian IKN nanti?

Untuk itu, perlu dipikirkan kejelasan keberlanjutan IKN, serta para pemimpin yang menentukan nasib para pekerja yang sudah berdedikasi membangun Nusantara itu.

Hal yang sama diungkapkan oleh Agus (42), staf safety di salah satu proyek IKN.Ia menilai IKN memang harus ada demi menciptakan pemerataan di Indonesia. Pria asal Semarang, Jawa Tengah, itu mengatakan ibu kota baru di luar Jakarta memang telah dipikirkan oleh para pemimpin terdahulu, namun baru terlaksana saat ini. Momentum ini tidak boleh disia-siakan.

Tidak hanya mengambil pekerja yang berasal dari luar pulau, warga-waga lokal juga banyak yang turut dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur IKN. Ini menjadi salah satu dampak positif adanya pembangunan ibu kota baru terhadap pasar tenaga kerja.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan