Asa masyarakat untuk Ibu Kota Nusantara

ilustrasi__--

Bagaimanapun, Agus dan kawan-kawan berharap IKN akan menjadi kota yang sesuai dengan konsep rancangan awalnya, yaitu hijau, cerdas, tidak kelebihan penduduk.

BACA JUGA:HPN 2024, Pemilu dan Konstruksi Demokrasi Berkualitas

Hingga saat ini, pembangunan IKN secara keseluruhan sudah mencapai 71,47 persen. Kemudian pembangunan Istana Presiden dan Lapangan Upacara mencapai 54,7 persen dan terus dikebut. Lapangan itu dapat menampung hingga 8.000 orang untuk upacara. Di sisi lain, area Sumbu Kebangsaan Fase 1 juga sudah mencapai 96,41 persen.

Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencatat total investasi yang telah masuk untuk pembangunan IKN tahap satu mencapai Rp47,5 triliun, dengan porsi investasi swasta mencapai Rp35,9 triliun.

Sudah ada sekitar 350 "letter of intent" (LoI) yang diterima OIKN dan tengah dikaji dengn mendetail, sehingga proyek nantinya dapat memberikan kerja sama yang saling menguntungkan, terutama bagi pembangunan keberlanjutan.

Secara keseluruhan, penyelesaian megaproyek IKN memang masih jauh dari kata selesai. Terlihat dari berbagai fasilitas gedung yang masih belum mulai konstruksinya, namun setidaknya pemerintah menargetkan saat HUT ke-79 RI, kawasan inti sudah siap dipergunakan.

Geliat ekonomi

BACA JUGA:Pesan Dari Sungai Utik untuk Pemimpin baru

Tidak hanya membuka lapangan pekerjaan di bidang konstruksi, pembangunan IKN juga membawa dampak positif yang signifikan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hingga katering bagi warga lokal.

Salah satunya Dina (32), salah satu penjual di gerai UMKM di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK). Ia mengaku pembangunan IKN cukup membuka peluang baginya untuk berjualan lagi. Meskipun ramai tidaknya gerai usahanya bergantung pada jam kerja para karyawan, pada malam hari gerai milik Dina masih ramai dikunjungi para pekerja. Ia berjualan dari pukul 06.00 hingga 00.00 WITA.

Dalam sehari, rata-rata Dina bisa mengantongi omzet Rp3-5 juta, tergantung dari ramai tidaknya kantin dikunjungi.

Selain itu, sejak awal proyek pembangunan dimulai, bisnis kuliner atau layanan katering mulai berkembang pesat dan menjamur. Para pengusaha katering yang beroperasi di sekitar wilayah IKN melaporkan lonjakan pesanan yang cukup signifikan sejak proyek dimulai.

BACA JUGA:Menjaga Kewarasan Dalam Pemilu Berbalut Kasih Sayang

Permintaan akan hidangan untuk acara resmi, pertemuan bisnis, dan kegiatan sosial telah mengalami peningkatan yang substansial. Ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para pengusaha katering tersebut, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekosistem pasokan lokal, termasuk para petani, pedagang bahan makanan, dan produsen makanan lokal lainnya.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan menguat 5,43 persen, salah satunya didorong oleh pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ini ditunjang oleh aktivitas konstruksi yang tumbuh 15,82 persen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan