Kisah Inspiratif Suharyadi: Mengubah Sampah Jadi Berkah

Ketua KSM Buvu Bionga Kelurahan Petobo Suharyadi--(ANTARA/Moh Ridwan)
Menjadi Mentor dalam Pengelolaan Sampah
Dengan pengalaman bertahun-tahun mengelola TPS3R serta berbagai pelatihan yang diikuti, baik di dalam maupun luar daerah, Suharyadi kini dipercaya pemerintah kota untuk membantu menghidupkan kembali TPS3R di Kota Palu. Ilmu yang ia peroleh tidak hanya diterapkan sendiri, tetapi juga dibagikan kepada masyarakat agar semakin banyak yang peduli terhadap pengelolaan sampah.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup atau DLH, saat ini terdapat enam TPS3R yang aktif beroperasi dari total 46 kelurahan di Kota Palu. Edukasi yang diberikan pun sederhana, mencakup tata kelola dan manajemen sampah untuk didaur ulang, serta teknik pengolahan sampah menjadi pupuk kompos.
Komposter dipilih sebagai metode utama karena pembuatannya yang mudah dan biayanya yang terjangkau. Langkah ini tidak hanya menjadi solusi awal dalam pengelolaan sampah, tetapi juga membuka peluang inovasi untuk menciptakan produk daur ulang bernilai ekonomis, sekaligus memberikan manfaat bagi sektor pertanian, khususnya tanaman palawija.
BACA JUGA:Aksi Nyata Pejuang Sampah di Tengah Tradisi Pasar Dandangan
Suharyadi tidak menetapkan waktu khusus untuk berbagi ilmu dengan para pelaku lingkungan. Baginya, berbagi pengetahuan adalah bagian dari tanggung jawab yang dijalankan secara perlahan namun konsisten. Sesekali, ia mengundang pengelola TPS3R dari berbagai daerah untuk datang ke tempatnya, agar mereka bisa melihat langsung proses pengolahan sampah yang dilakukan oleh kelompoknya.
Tanpa mengharapkan imbalan finansial, ia dengan tulus membagikan pengalaman dan pengetahuannya demi mendorong pemanfaatan sampah menjadi produk yang bernilai bagi masyarakat. "Asal ada kemauan, pasti ada jalan," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Solusi Mengatasi Sampah
Dalam skala yang lebih luas, TPS3R memiliki peran strategis dalam mengurai permasalahan sampah. Cara lama dengan hanya mengumpulkan dan membuang sampah ke TPA sudah tidak relevan lagi. Di era modern, inovasi dan kreativitas menjadi kunci utama dalam pengelolaan sampah. Jika semua sampah hanya diangkut ke TPA, maka umur TPA akan semakin pendek dan permasalahan lingkungan semakin memburuk.
TPS3R hadir sebagai solusi efektif untuk mengurangi beban sampah di TPA. Di fasilitas ini, sampah rumah tangga tidak hanya dikelola, tetapi juga diubah menjadi produk bernilai ekonomis. Limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna justru bisa menghasilkan keuntungan.
Bagi Suharyadi, pengolahan sampah memberikan manfaat ganda. Selain mengurangi tumpukan sampah, juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Inisiatif ini pun menarik perhatian Pemerintah Kota Palu, yang kini berkomitmen melakukan perubahan besar dalam pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palu 2025-2030, dengan harapan pengelolaan sampah berbasis swadaya dapat mendorong terciptanya ekonomi sirkular.
Sebagai model ekonomi yang berfokus pada pengurangan limbah dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal, konsep ini menjadi bagian penting dalam pengelolaan kebersihan yang ramah lingkungan.
Pemerintah daerah (Pemda) pun telah mengambil langkah konkret dengan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Palu Nomor 40 Tahun 2021 tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai dan Styrofoam. Kebijakan ini diperkuat oleh Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah.
BACA JUGA:DLH Belitung Catat Timbulan Sampah 2024, Belitung Dapat Warning dari Kementerian