Aksi Nyata Pejuang Sampah di Tengah Tradisi Pasar Dandangan

Pejuang sampah di tengah keramaian tradisi Pasar Dandangan Kudus, yang berlangsung di Jalan Sunan Kudus, Jawa Tengah--(ANTARA/HO-Relawan Sampah)
KUDUS, BELITONGEKSPRES.COM - Di tengah isu tak terkelolanya sampah di Kudus, Jateng, ada sekelompok remaja di sana maju sebagai pejuang kebersihan.
Mereka hadir di tengah tradisi Pasar Dandangan Kudus, yang digelar untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Bagi masyarakat Kudus, aksi mereka merupakan hal baru, sehingga keberadaan mereka menjadi perhatian banyak orang.
Sekelompok remaja itu, yang biasanya berkutat dengan gawai, rela berkeliling dari satu lapak pedagang ke lapak pasar untuk mengkampanyekan jaga lingkungan tetap bersih dan bebas sampah.
Mereka berkampanye tentang kebersihan di sepanjang Jalan Sunan Kudus dari Perempatan Jember hingga Alun-alun Kudus, Jawa Tengah.
Kabupaten Kudus memang memiliki tradisi Pasar Dandangan yang merupakan warisan dari Sunan Kudus. Pasar yang digelar untuk menyambut bulan Ramadhan itu diramaikan dengan pasar malam. Tahun kegiatan itu digelar di sepanjang Jalan Sunan Kudus, sehingga setiap malam suasana di sana menjadi terang dan ramai pengunjung.
Kehadiran pengunjung memang diharapkan untuk melarisi atau memborong dagangan pelaku UMKM, sebagai bagian dari tujuan pemerintah meningkatkan perputaran roda ekonomi masyarakat di Kabupaten Kudus.
BACA JUGA:Mencermati Kasus Pertamax Oplosan
Hanya saja, di Kabupaten Kudus belum lama ini terjadi darurat sampah yang menjadi permasalahan banyak daerah maupun komunitas. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Tanjungrejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, yang menjadi gerbang harapan masyarakat ternyata tak mampu lagi menampung sampah rumah tangga maupun perusahaan.
Maklum saja, TPA Tanjungrejo dengan mengandalkan luas kawasan 5,25 hektare sejak tahun 1983 belum sekalipun diperluas sehingga tidak mampu lagi menampung sampah yang setiap harinya mencapai 170-an ton.
Serangkaian aksi protes bermunculan, baik di media sosial maupun yang turun ke jalan. Warga Desa Tanjungrejo memprotes dampak negatif dari TPA Tanjungrejo yang sampahnya menggunung sehingga menimbulkan polusi bau tak sedap hingga pencemaran aliran sungai.
Sementara penyedia jasa pengambil sampah juga berunjuk rasa karena tidak bisa membuang sampah dan harus menerima hujatan dari ibu-ibu rumah tangga. Ibu-ibu berteriak karena tak bisa membuang sampah sehingga di rumah mereka bau sampah.
Di tengah suasana seperti itu, sekelompok remaja dari Forum Anak Kudus dan Forum Generasi Remaja (Genre) Kudus dengan kesadaran dan kepedulian tinggi tanpa pamrih turun ke jalan berkampanye setiap malam di keramaian Pasar Malam Dandangan Kudus. Mereka tak mau darurat sampah berkepanjangan.
Mereka giat mengusung poster yang bertuliskan ajakan untuk peduli lingkungan. Sejumlah poster diusung mereka, seperti ajakan membuang sampah pada tempatnya, dandangan bersih, minim sampah, Kudus sehat Kudus bersih, buang sampah sembarangan besok dihisab di akhirat.
Kabid Pedagang Kaki Lima (PKL) Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno mengaku sangat terharu dengan kepedulian para remaja tersebut karena dengan sukarela mau mengedukasi pedagang maupun pengunjung untuk menjaga kebersihan tempat jualan di Pasar Malam Dandangan atau lingkungan tempat jualannya.