Daya Beli Merosot, Deflasi Jadi Sinyal Bahaya Ekonomi?'

BPS mencatat program diskon tarif listrik 50 persen menjadi penyebab utama deflasi bulanan pada Januari 2025 sebesar 0,76 persen-Akbar Nugroho Gumay/foc-ANTARA FOTO

Sementara kebijakan moneter yang lebih adaptif akan menjadi faktor pendukung lain yang kuat. Dalam hal ini Bank Indonesia

perlu menjaga keseimbangan antara stabilitas nilai tukar, suku bunga, dan likuiditas pasar.

Suku bunga yang terlalu tinggi bisa memperburuk situasi dengan menekan konsumsi dan investasi, sementara suku bunga yang terlalu rendah bisa mendorong aliran modal keluar. Oleh karena itu, pendekatan berbasis data dan fleksibilitas kebijakan menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan ekonomi.

Seiring dengan itu efisiensi distribusi dan stabilisasi harga perlu ditingkatkan. Beberapa komoditas strategis seperti minyak goreng, beras, dan daging ayam tetap mengalami kenaikan harga meskipun secara keseluruhan terjadi deflasi.

Ini menunjukkan adanya masalah dalam rantai distribusi. Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta perlu diperkuat untuk memastikan distribusi barang kebutuhan pokok tetap stabil, sehingga tidak ada distorsi harga yang justru memperburuk situasi ekonomi masyarakat.

Ancaman serius

Penurunan daya beli akibat deflasi ini bukan sekadar fenomena sementara, tetapi bisa menjadi ancaman serius jika tidak ditangani dengan langkah strategis.

BACA JUGA:Menguatnya Rupiah di Google dan Ilusi Digital yang Menyesatkan

Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa momentum pemulihan ekonomi tidak terhambat oleh pesimisme dan ketidakpastian.

Masyarakat perlu didorong untuk kembali berbelanja dengan insentif yang tepat, dunia usaha harus mendapatkan kepastian regulasi agar dapat berkembang, dan pemerintah perlu menjaga keseimbangan fiskal tanpa membebani rakyat dengan kebijakan yang kontra-produktif.

Optimisme tetap harus dijaga. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang kuat jika dikelola dengan strategi yang tepat.

Saat ini, tantangannya adalah bagaimana memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan hanya sebatas angka di atas kertas, tetapi benar-benar terasa dalam kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah disarankan agar segera mengambil tindakan cepat untuk menghindari krisis yang lebih dalam. Sebab penurunan daya beli masyarakat Indonesia merupakan tantangan serius yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak.

BACA JUGA:Memperkuat Kemitraan Strategis dengan India

Deflasi yang terjadi pada Januari 2025 bukan sekadar efek dari diskon tarif listrik, tetapi juga mencerminkan masalah mendasar dalam ekonomi nasional.

Penyusutan kelas menengah, kesulitan yang dihadapi dunia usaha, dan potensi pelemahan penerimaan negara menjadi bukti bahwa perekonomian Indonesia berada dalam fase yang penuh tantangan. Maka diperlukan langkah strategis dan terukur untuk mengatasi krisis ini.

Tag
Share