Strategi Kendalikan Inflasi Dampak Kenaikan Harga Bahan Pokok
Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi saat mengunjungi Pasar Cibarusah untuk memantau harga dan stok bahan pokok menjelang akhir tahun 2024-Pradita Kurniawan Syah-ANTARA
BACA JUGA:Mendorong Pertumbuhan Investasi di Era Pajak Minimum Global
Pedagang bahan pokok di 10 pasar tradisional antara lain Pasar Induk Cibitung, Setu, Cibarusah, Tambun, Serang, Cikarang, Babelan, Tarumajaya, Lemahabang dan Pasar Kedung Gede Kedungwaringin sudah mulai menjual dengan harga mendekati Harga Acuan Penjualan (HAP) atau HET (Harga Eceran Tertinggi).
Beras medium kini telah dijual normal dengan harga berkisar Rp10.000-Rp12.500 sedangkan beras premium berkisar Rp12.000-Rp15.000.
Harga daging sapi tertinggi terpantau dijual di Pasar Lemahabang dan Kedung Gede senilai Rp145.000 sementara terendah Rp120.000 di Pasar Cikarang dari ketetapan HET Rp140.000.
Telur ayam ras dijual tertinggi seharga Rp31.000 di Pasar Serang dan Cibarusah serta terendah Rp27.000 di Pasar Tarumajaya dari HAP Rp30.000. Bawang merah Rp35.000 di Pasar Cibarusah, Serang, Babelan dan Tarumajaya serta Rp21.000 di Pasar Induk Cibitung dari HAP Rp41.500.
Kemudian harga daging ayam broiler berkisar Rp30.000-Rp45.000 dari HET Rp40.000 dan gula pasir seharga Rp17.000-Rp19.000 dari ketentuan HET senilai Rp17.500.
Sementara enam komoditas bahan pokok lain terus menjadi atensi khusus pemerintah daerah karena masih dijual di atas ketentuan HET meski telah terjadi penurunan harga dibandingkan periode awal Januari 2025.
Seperti minyak goreng rakyat yang dijual seharga Rp17.000-Rp18.000 di seluruh pasar tradisional meski HET Rp15.700. Begitu pula bawang putih yang dijual tertinggi senilai Rp43.000 dari ketentuan HET Rp38.000.
Harga empat jenis cabai hingga kini belum mampu dikendalikan secara optimal namun begitu sudah terpantau turun harga. Cabai keriting dijual berkisar Rp60.000-Rp70.000 dari ketetapan HET Rp55.000, kecuali di Pasar Induk Cibitung senilai Rp45.000.
Dengan situasi harga saat ini, bisa jadi Kabupaten Bekasi dalam kondisi lebih stabil, termasuk dalam peringkat inflasi, mengingat sejumlah harga kebutuhan pokok sudah dapat dikendalikan meski belum menyentuh keseluruhan komoditas serta mempertimbangkan variabel lain dari inflasi. (antara)
Oleh: Pradita Kurniawan Syah