Solusi Banjir Rob Tanjungpendam, BPBD Belitung Pasang Tanggul Inovatif Geobag
Ilustrasi: BPBD Belitung akan melakukan pemasangan tanggul inovatif berbahan Geobag sebagai solusi banjir rob di kawasan pesisir Kelurahan Tanjungpendam--(RRI)
Agus menyebutkan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan untuk memetakan wilayah lain yang terdampak. "Kami terus memantau dan mendata lokasi-lokasi lain yang terkena dampak banjir rob ini," tambahnya.
Fenomena Tahunan
Agus menjelaskan bahwa banjir rob di wilayah Kabupaten Belitung merupakan bagian dari siklus tahunan yang kerap terjadi pada bulan Desember, saat periode pasang tinggi air laut.
"Pada bulan Desember, pasang tinggi air laut biasanya terjadi dalam tiga fase, yaitu awal, pertengahan, dan akhir bulan," jelas Agus.
Menurutnya, Belitung berada pada fase kedua pasang tinggi, yang diperkirakan berlangsung dari 19 hingga 21 Desember dengan ketinggian air laut mencapai 2,7 hingga 2,9 meter.
BACA JUGA:27 Rumah di Tanjungpendam Terdampak Banjir Rob, BPBD Belitung Imbau Warga Waspada
"Kondisi akan kembali normal sebelum pasang tinggi berikutnya yang diprediksi terjadi antara 31 Desember hingga 3 Januari 2025," ujar Agus.
Cuaca Ekstrem
Banjir rob yang terjadi di kawasan Pantai Wisata Tanjungpendam, Kecamatan Tanjungpandan menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan laporan Pengawas Pantai Wisata Tanjungpendam, Nikky Nakaromi, air laut menggenangi berbagai fasilitas, termasuk tulisan ikonik "Tanjungpendam", lapangan basket, dan area sekitarnya.
"Pada Selasa pagi, ketinggian air mencapai 3,1 meter, jauh lebih tinggi dibandingkan banjir rob pada tahun 2023 lalu," ungkap Nikky kepada Belitong Ekspres.
BACA JUGA:Banjir Rob Terparah Terjang Pantai Tanjungpendam, Waspada Air Laut Naik Lebih Tinggi
IGuna mengantisipasi potensi kerusakan dan bahaya, pihaknya berkoordinasi dengan BPBD Belitung serta mengimbau para pedagang dan pengunjung untuk tetap waspada.
Nikky menyebutkan bahwa banjir rob rutin terjadi setiap tahun saat musim barat melanda Pulau Belitung. Namun, ia berharap langkah-langkah mitigasi dapat dilakukan lebih baik di masa mendatang.
"Fenomena ini memang menjadi bagian dari dinamika alam, tetapi kami terus mengupayakan pengelolaan risiko bencana yang lebih efektif," tutupnya. (ant/yud)