Mengenal Alat Musik Migran di Pulau Belitong

Penampilan Campak Belitong: Nampak di sebelah kanan belakang, pemusik menggunakan gendang melayu-Istimewa-

Memang terlihat keren dan menarik jika banyak unsur alat musik tradisional diluar daerah yang digunakan. Kemungkinannya akan menimbulkan warna suara yang sangat beragam. Tapi apakah tindakan terebut benar? Entahlah. 

Belitung Timur memang menjadi salah satu dari bagian rumpun melayu. Tapi, sangat egois rasanya jika semua alat musik khas melayu menjadi sah di tempat ini. Padahal Belitung Timur memiliki segudang alat musik. Seperti gendang gimel Suku Sawang juga gendang tiong yang biasanya digunakan untuk mengiringi kesenian betiong begubang. Tapi mengapa instrumen tersebut terkesan dipinggirkan. Sangat jarang sekali kelompok-kelompok musik atau sanggar seni yang menggunakan gendang ini.

Coba kita lihat, apa saja alat musik tradisional yang digunakan dalam ajang festival lomba tingkat sekolah yang sangat bergengsi di Indonesia, terkhusus Belitung Timur. Sebut saja Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Festival ini bukan lagi tempat untuk memberikan pendidikan budaya. 

Namun lebih dari itu, bukan lagi persoalan estetika dan tolerasi dalam sebuah seni yang seharusnya menjadi pijakan, tapi ajang untuk menang dan ambisi gengsi. Akhirnya identitas lokal pun dikorbankan. Generasi muda tidak lagi menanyakan dari mana asal gambus yang dia gunakan atau gendang ini biasanya difungsikan untuk apa. Tanpa sadar informasi miring terus ditelan dan akhirnya mendarah daging.

BACA JUGA:Tim Kuasa Hukum Bekawan Bantah Dalil Pemohon dalam Sidang PHPU Pilkada Beltim 2024

Kesadaran atas literasi kearifan lokal sudah seharusnya terus digalangkan dengan masif. Perlu sekali menimbang dan memilih informasi yang tepat demi kemajuan bersama. Pendidikan secara formal dan non formal terhadap seni budaya di Belitung Timur harus lebih update dengan penuh kesadaran. Karena minimnya informasi dan literasi maka baik apabila keterlibatan diri untuk mengobservasi langsung dilapangan dan melibatkan empu atau penggiat tradisinya untuk juga memiliki tempat untuk berperan dalam pendidikan.

Didalam tontonan juga ada tuntunan. Baik sekali apabila dalam sebuah pagelaran seni melibatkan para penggiat pemilik asli tradisi tersebut, juga bilaperlu ada sesi diskusi sharing saling bertukar informasi. Terkadang kita hanya terlalu mementingkan sebuah perlombaan, ajang unjuk bakat sehingga lupa akan hal-hal fundamental yang seharusnya menjadi pijakan. 

Kita selalu berdebat mana yang asli mana yang bukan, mana yang boleh dan mana yang tidak. Padahal perihal utama yang harus dibenahi adalah bagaimana informasi dan pengetahuan tradisi tersebut dapat tersampaikan dan diterapkan dengan baik.

Kartografi seni budaya berbasis digital saya rasa juga penting untuk dilakukan. Keberadaan seni, alat musik, empu, maestro, pelaku seni serta segala pengetahuan tradisional yang melingkupinya menjadi perihal yang tidak kalah penting tentunya.

BACA JUGA:Warisan Budaya Urang Darat Belitong yang Terlupakan

Belitung Timur tidak hanya berbicara tentang keindahan pariwisatanya tapi juga bagaimana kebudayaanya, seni tari dan musik tradisional yang melingkupinya. Siapa pelakunya, bagaimana bentuk alat musiknya, di mana maestro dan empu tradisinya, bagaimana cara mereka mempertahankan tradisinya, apa saja faktor yang menyebabkan tradisi tersebut tidak berkembang, bagaimana peran pemerintahnya, peran senimannya, peran komunitas seninya, sampai kepada bagaimana cara membentuk ekosistem kebudayaannya. Semuanya saling berlapir-lapis.

Belum lagi persoalan seniman yang manja. Manja menunggu diberi makan, manja disuapi sedangkan disuruh berkarya beribu alasanpun keluar. Keegoisan yang tinggi semakin menjadi-jadi. Anti kritik dan maunya menang sendiri. Minim memberi apresiasi tapi maunya selalu diberi. Apakah ini sebuah kutukan di bumi laskar pelangi? Entahlah.

Mari bersama membangun ekosistem seni budaya yang baik untuk sekarang dan kelak.

*) Reno Izhar, Etnomusikolog Kabupaten Belitung Timur (Beltim)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan