Mengenal Alat Musik Migran di Pulau Belitong
Penampilan Campak Belitong: Nampak di sebelah kanan belakang, pemusik menggunakan gendang melayu-Istimewa-
KETIKA ditanya alat musik tradisional apa yang ada di Pulau Belitong, kira-kira apa jawabannya?. Misal, sebut saja gendang melayu. Gendang melayu memang cukup tersohor di Pulau Belitong, apalagi di Nusantara.
Popularitasnya mungkin dapat dilihat dari banyaknya penyebutan jenis nama di masing-masing daerah rumpun melayu. Contoh di Kepulauan Bangka Belitung dan Palembang disebut Gendang Melayu, Bebano di Riau dan Kepulauan Riau, Pakpung di Sumatera Utara, Rebana di Kalimantan, juga Singapura dan Malaysia memanggilnya dengan sebutan Rebana atau Bebano.
Secara umum memang gendang ini lebih populer dengan sebutan Gendang Melayu. Lalu, apakah asal, bentuk, teknik bermain dan pola tabuhannya sama? Belum lagi soal guna dan fungsinya. Apakah benar pula gendang melayu sebenarnya berasal dari satu daerah melayu lalu menyebar ke berbagai tempat rumpun melayu. Hmm!
Dalam kaca mata tradisional, gendang melayu sepertinya memang selalu melekat dengan iringan tari, artinya gendang ini tidak berdiri sendiri atau tunggal. Gendang melayu selalu berduet dengan gambus, biola atau alat musik lainnya. Namun di Rokan Hulu Riau, instrumen ini hanya dimainkan bersamaan dengan lantunan tutur sastra lisan yang dikenal dengan sebutan Koba.
BACA JUGA:Desertir TNI Penembak PM di Belitung Terus Diburu, Sertu Hendri Diduga Sempat Pesan Makanan
Di Kepulauan Bangka Belitung khususnya di Pulau Belitong, gendang melayu sering terlihat kehadirannya pada ensembel musik tradisional yang sudah dikreasikan, ini juga berlaku untuk musik iringan tari. Saya akan coba mengerucut di lokus Belitung Timur.
Kesenian tradisional di Belitung Timur cukup beragam, ada Sepen di Kampong Penyok dan Buding, Betiong Begubang di Kampong Lintang, Gajah Menunggang dan Campak Laut Suku Sawang di Kampong Selingsing Gantong serta Hadrah Ma’indi dan Gedunggut yang hampir keberadaanya dapat ditemukan disudut-sudut kampong Belitung Timur. Anehnya, Semua kesenian yang saya sebutkan diatas tidak menggunakan gendang melayu.
Dialegtika Budaya
Apa yang menyebabkan gendang melayu menjadi sangat tersohor dibandingkan dengan alat musik tradisi asli di Belitung Timur?. Korelasinya dapat dilihat dari periode festival seni dan budaya yang ada di Belitung Timur. Sebut saja periode tahun 2011 s.d 2017.
Lomba seperti musik dan tari campak, begambus dan tari kreasi, semuanya nampak menggunakan gendang melayu. Padahal jika kita pergi ke kampong dan melihat kesenian tradisional yang dimainkan oleh para empu, tidak satupun kita menemukan gendang melayu.
Kita tahu bahwa festival seni budaya sangat mengutamakan orisinalitasnya. Karena, para peserta adalah siswa-siswi sekolah, tentunya ini akan berdampak pada pengetahuan dan sumber informasi yang mereka serap.
Penggunaan alat musik tradisional sangat berhubungan dengan pelestarian budaya, pendidikan budaya, identitas lokal serta kualitas seninya. Lomba seni dan budaya akan menjadi ajang generasi muda untuk menghargai dan mengenal alat musik tradisional mereka.
BACA JUGA:Forum Pengembang Belitung Dorong Segera Terbitkan Perbup BPHTB dan PBG untuk MBR
Jika perihal tersebut terus masif dilakukan, maka salah satu dampaknya adalah lunturnya identitas budaya lokal, kita akan kehilangan ciri khas yang membedakan budaya satu daerah dengan daerah lainnya.