Misteri 'Wasit' dan Aliran CSR Rp420 Miliar, Harvey Moeis Diminta Bersikap Jujur
Misteri 'Wasit' dan Aliran CSR Rp420 Miliar, Harvey Moeis Diminta Bersikap Jujur--(Antara)
Namun, Eko tetap ingin memastikan informasi tersebut. "Kapolda waktu itu kan meninggal. Lalu, digantikan siapa?" tanyanya.
"Saya lupa, Yang Mulia," jawab Harvey, menutup diskusi dengan jawaban yang justru menambah tanda tanya.
Dari jawaban Harvey tersebut, muncul kejanggalan, karena Kapolda Babel sebelumnya justru dipindahkan dari jabatannya, bukan wafat saat menjabat. Yang dimaksud oleh Hakim Eko adalah Brigjen Syaiful Zachri, yang meninggal pada 2019.
Sebelum meninggal, Brigjen Syaiful Zachri dicopot dari jabatan Kapolda Babel dan dipindahkan menjadi Direktur Pembinaan Potensi Masyarakat Korps Pembinaan Masyarakat Badan Pemelihara Keamanan (Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam) Polri.
BACA JUGA:Meja Goyang Timah Ilegal di Jalan Kerjan Belitung Beli Harga Tinggi, Aman Tak Tersentuh Hukum?
Jabatan Kapolda Babel selanjutnya diambil alih oleh Brigjen Istiono, yang sebelumnya menjabat sebagai Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
Jaksa kemudian mengonfirmasi mengenai anggota dalam grup New Smelter, yang terdiri dari Harvey Moeis, Hendry Lie sebagai beneficial owner atau penerima manfaat PT Tinindo Internusa, serta Suwito Gunawan alias Awi sebagai penerima manfaat PT Sariwiguna Binasentosa.
"Ini grupnya betul ya? Ini anggota-anggotanya. Saudara kan masuk di dalam grup?" tanya Jaksa Penuntut Umum atau JPU.
Harvey menjawab singkat, "Iya."
Jaksa kemudian membacakan berita acara pemeriksaan Harvey Moeis di halaman 84. Dalam percakapan di grup WhatsApp New Smelter, terdapat pesan yang dikirim kepada Harvey Moeis.
Pesan itu menyatakan bahwa PT Timah terkadang membayar harga bijih timah lebih tinggi, namun hanya untuk penjualan kepada pelimbang kecil, bukan untuk partai besar.
BACA JUGA:Kasus Timah Ilegal 17 Ton: Polres Belitung Belum Tetapkan Tersangka, Pemilik Masih Misteri
Harvey kemudian membalas pesan tersebut dengan mengatakan, "Siap Pak Dir, saya rasa sekarang akan lebih kelihatan siapa yang commit dan siapa yang tidak. Dan kalau ketahuan, harus siap menanggung konsekuensinya, terutama dengan adanya wasit baru dari Jakarta."
Jaksa pun meminta penjelasan lebih lanjut, "Saudara jelaskan, siapa yang saudara maksud dengan wasit dari Jakarta?"
Hakim Ketua, Rianto Adam Pontoh, kemudian mengingatkan Harvey Moeis, "Ini di WA saudara ya, saudara harus jujur," kata Pontoh.