Puasa Intermiten untuk Remaja: Manfaat dan Risiko yang Perlu Diketahui

Ilustrasi diet Intermiten untuk Remaja: Manfaat dan Risiko yang Perlu Diketahui--(ANTARA/Pexels)

BELITONGEKSPRES.COM - Puasa intermiten menjadi salah satu pola makan populer yang banyak diadopsi untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan metabolisme. Namun, apakah pola ini cocok untuk semua orang, terutama remaja yang masih dalam masa pertumbuhan?

Manfaat dan Risiko Puasa Intermiten

Dilansir dari Medical Daily pada Selasa, 18 Februari 2025, puasa intermiten, atau yang dikenal sebagai makan dengan batasan waktu, adalah pola diet yang mengatur siklus antara periode makan dan berpuasa.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola ini memiliki manfaat seperti membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan mencegah diabetes. Namun, para ahli kini mulai menyoroti kemungkinan dampak negatifnya, khususnya bagi remaja yang masih dalam tahap perkembangan.

BACA JUGA:Diet Sehat: 7 Sayuran Super untuk Kecilkan Perut Secara Instan

Sebuah studi yang dilakukan pada tikus muda menemukan bahwa puasa intermiten jangka panjang (sekitar 10 minggu) dapat menghambat produksi insulin, kondisi yang mirip dengan tahap awal diabetes tipe 1 pada manusia. Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang menjalani puasa intermiten dalam jangka panjang mungkin berisiko mengalami gangguan metabolisme yang berpotensi serius.

Sebaliknya, penelitian yang sama menunjukkan bahwa tikus yang lebih tua justru mengalami peningkatan sensitivitas insulin setelah menjalani puasa intermiten. Artinya, efek puasa ini bisa berbeda tergantung pada usia dan tingkat kematangan sel dalam tubuh.

Durasi Puasa yang Perlu Diperhatikan

Para peneliti juga mencatat bahwa puasa jangka pendek, sekitar 5 minggu, tampaknya memberikan manfaat bagi semua kelompok usia. Oleh karena itu, penting bagi remaja yang ingin mencoba pola makan ini untuk memperhatikan durasi dan dampaknya terhadap tubuh mereka.

BACA JUGA: 6 Minuman Terbaik Setelah Makan: Rekomendasi Ahli Diet untuk Pencernaan Lancar

Profesor Stephan Herzig dari Universitas Teknik Munich menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana puasa intermiten memengaruhi perkembangan sel beta pankreas yang bertanggung jawab dalam produksi insulin.

Jika mekanisme ini dapat dipahami lebih baik, ada kemungkinan metode ini dapat dikembangkan sebagai bagian dari strategi pencegahan dan pengobatan diabetes di masa depan.

Kesimpulan: Puasa Intermiten Bukan untuk Semua Orang

Puasa intermiten memang menawarkan berbagai manfaat bagi orang dewasa, tetapi remaja perlu berhati-hati dalam menerapkannya. Sebelum mencoba pola makan ini, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat disarankan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan