Produksi Pangan Meningkat: Indonesia Hentikan Impor Beras, Gula, Jagung, dan Garam Pada 2025

Menko Pangan Zulkifli Hasan (tengah) mengumumkan pemerintah menghentikan impor beras, gula, jagung, dan garam pada 2025 dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/12/2024)-Ricki Putra Harahap-Beritasatu.com

BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), menyampaikan langkah besar menuju kemandirian pangan nasional. Pada tahun 2025, pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor komoditas strategis seperti beras, gula, jagung, dan garam. Keputusan ini diambil setelah produksi pangan dalam negeri menunjukkan peningkatan signifikan.

Dalam konferensi pers yang digelar usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Zulhas mengungkapkan peningkatan tajam dalam produksi beras. Ia menyebutkan, produksi beras pada Januari 2025 diproyeksikan mencapai 2,8 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan Januari 2024 yang hanya 1,3 juta ton.

“Produksi beras nasional terus meningkat. Januari 2024 dari 0,8 juta ton menjadi 1,3 juta ton. Pada Februari 2025, produksi bahkan mencapai 2,08 juta ton,” jelas Zulhas.

Sebagai bentuk dukungan terhadap petani lokal, Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan harga acuan pembelian (HAP) untuk jagung. Zulhas menyatakan, HPP gabah akan naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram, sementara HAP jagung naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 5.500 per kilogram.

BACA JUGA:Rekam Jejak Kebijakan Ekonomi 2024 Serta Dampaknya pada 2025

BACA JUGA:Besok PPN 12 Persen Berlaku, DPR Optimistis Daya Beli Tetap Stabil

“Ini adalah kabar gembira bagi petani. Melalui perdebatan panjang, presiden memutuskan untuk menaikkan harga gabah dan jagung. Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memperbaiki kesejahteraan petani,” ujarnya.

Komitmen Pembelian Hasil Panen Petani

Zulhas juga menegaskan bahwa pemerintah akan membeli seluruh hasil panen petani sesuai harga yang telah ditentukan. Untuk mendukung langkah ini, pemerintah memanfaatkan infrastruktur penyimpanan seperti gudang Bulog, gudang resi, dan gudang koperasi induk.

“Kami telah membahas detilnya, termasuk tempat penyimpanan. Semua hasil panen petani, baik jagung maupun gabah, akan dibeli pemerintah dengan harga HPP yang telah disepakati,” tambah Zulhas.

Penghentian impor pangan merupakan langkah strategis yang berani dari pemerintah untuk mencapai swasembada. Dengan peningkatan produksi dalam negeri dan kebijakan yang mendukung petani, Zulhas optimistis Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional tanpa harus bergantung pada impor.

BACA JUGA:Zulkifli Hasan: Tidak Ada Kenaikan PPN untuk Semua Komoditas Pangan Dalam Negeri

BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pemerintah Siapkan 8 Strategi dalam RPJMN 2025-2029

“Kebijakan ini bukan hanya tentang angka produksi, tetapi juga mencerminkan keberpihakan kepada petani lokal dan visi besar untuk kemandirian pangan Indonesia,” pungkasnya.

Langkah ini menandai tonggak penting dalam upaya pemerintah membangun sistem pangan yang berkelanjutan, dengan petani lokal sebagai pilar utama. (beritasatu)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan