Tragedi Kotak Kosong di Bangka Belitung

Kamis 28 Nov 2024 - 16:46 WIB
Oleh: Usmandie Andeska

PILKADA serentak 2024 baru saja usai. Ada 40 kabupaten/ kota, dan satu provinsi yang menyelenggarakan Pilkada dengan pasangan tunggal, alias lawan kotak kosong. Tiga di antaranya, ada di Bangka Belitung, provinsi yang baru saja berulang tahun ke-24 pada tanggal 21 November kemarin. Kabupaten Bangka dengan paslon  tunggal Mulkan-Ramadian, Kota Pangkalpinang, pasangan calon Molen-Hakim. Dan Kabupaten Bangka Selatan, dengan paslon incumben David-Debby.

Merebut kursi  jabatan tertinggi di daerah dengan melawan kotok kosong, memang bukan sejarah baru. Sudah berulang terjadi, terakhir seingat saya, Pemilihan Wali Kota Makasar 2018, ketika pasangan calon Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Sewi kalah dengan kotak kosong atau Koko.

Kini peristiwa itu terulang. Belum termonitor hasil pilkada di daerah lain yang calonnya melawan koko. Tapi yang sudah pasti dua dari 3 pasangan calon di Bangka Belitung yang melawan Koko, kini bakal menangis bombay. Dipermalukan Koko yang tak bertangan dan berkaki, apalagi punya “kaki tangan”.  

Kabupaten Bangka, hasil perhitungan terakhir (belum final), Koko menguasai 50-an persen suara. Begitu juga di Kota Pangkalpinang, Koko mendominasi perolehan suara di atas 50 persen. Kini tim Koko bersorak bergembira, bahkan kabarnya bakal pawai keliling kota merayakan kemenangan. 

BACA JUGA:Ungkapan Haru Pasangan BEBUAT Usai Pilkada Beltim 2024, Ini Kata Burhanudin dan Ali Reza

Belum dapat info dari Kabupaten Bangka. Tim Kokonya memang tidak transparan seperti tim Koko Kota Pangkalpinang. Spanduk Koko dan gerakan kampanye terkesan tidak semasif Kota Pangkalpinang. Ada gerakan bawah tanah yang mungkin tidak terpantau oleh tim calon, dalam hal ini Calon Bupati Incumben, Mulkan.

Di Pangkalpinang, Koko digerakan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang dilengkapi sekretariat dan gerakan kampanye yang sangat masif. Mereka juga menggelar rapat-rapat pemenangan, layaknya pasangan calon kontestan. 

Baik Kabupaten Bangka maupun Kota Pangkalpinang, tim Koko tidak sia-sia. Hasil pemilihan membuktikan kemenangan. Walau belum final, tapi dari gambaran hitungan sementara persentase kemenangan Koko sangat signifikan.

Pasangan Calon Herdavid- Debby di Bangka Selatan lebih beruntung. Perolehan suara Koko di kawasan ini tidak terlalu signifikan. Perolehan suara bupati dan wakil bupati incumben ini jauh lebih tinggi dari Koko. Herdavid- Debby bisa melenggang untuk memimpin Bangka Selatan periode kedua, 2024 -2029.

BACA JUGA:Hasil Pilkada Beltim 2024: Pasangan BEKAWAN Ungkapkan Rasa Syukur atas Kemenangan

Namun tidak dengan pasangan Mulkan-Ramadian dan Pasangan Molen-Hakim. Mereka masih punya kesempatan untuk ikut konstestasi lagi, setidaknya hingga November tahun depan. Saat Komisi Pemilihan Umum menjadwalkan ulang pilkada di daerah-daerah yang dimenangkan Koko. 

Dengan catatan, tidak ada aturan yang melarang calon yang kalah dengan Koko, tidak boleh ikut lagi. Namun mereka juga harus memenuhi ketentuan laiinya seperti partai pengusung, logistik yang masih tersedia memadai, kondisi fisik tetap sehat, tidak stres karena memikirkan kekalahan dengan Koko. 

Pejaran Buat Partai Politik

Kemenangan Koko, meskii belum final, menjadi pelajaran bagi pengurus partai yang pragmatis. Kegagalan ini lebih dikarenakan, banyak pengurus partai yang  merasa bisa mengatur masyarakat, berkuasa dengan partainya, hingga mengabaikan suara pemilihnya. 

Pengurus partai seakan punya hak penuh untuk “menjual” partai dengan harga ratusan juta per kursi di DPRD. Mereka hanya membuka peluang bagi yang sanggup membayar kursi dan membeli partainya untuk menjadi pemimpin daerah; gubernur, bupati dan wali kota.

Kategori :