Defisit anggaran diproyeksikan sebesar 2,53 persen terhadap PDB atau setara Rp 616,2 triliun. Untuk menutup defisit ini, pemerintah akan mengandalkan pembiayaan yang aman dan dikelola dengan kehati-hatian.
Inovasi pembiayaan melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), peran Lembaga Pengelola Investasi, dan pendalaman pasar keuangan akan menjadi fokus utama dalam menjaga stabilitas fiskal.
BACA JUGA:Waspadai Pinjaman Online Ilegal, Ini 98 Daftar Pinjol Legal yang Terdaftar di OJK per Agustus 2024
BACA JUGA:Harga Bahan Pangan Anjlok, Bawang Merah dan Cabai Merah Turun Hampir 50 Persen
Dengan pendekatan yang fleksibel namun tetap hati-hati, Jokowi optimis bahwa APBN 2025 akan membawa Indonesia lebih dekat menuju cita-cita menjadi negara maju.
Berikut ini rincian postur lengkap RAPBN 2025:
- Pendapatan negara: Rp 2.996,9 triliun
- Belanja negara: Rp 3.613,1 triliun
- Defisit: Rp 616,2 triliun
- Pembiayaan anggaran Rp 616,2 triliun
- Tingkat kemiskinan: 7,0–8,0 persen
- Kemiskinan ekstrem: 0 persen
- Rasio gini (indeks): 0,379–0,382
- Tingkat pengangguran terbuka: 4,5–5,0 persen
- Nilai tukar nelayan: 105–108
- Nilai tukar petani: 115–120
- Indeks modal manusia: 0,56
- Inflasi: kisaran 2,5 persen
- Pertumbuhan ekonomi: 5,2 persen
- Nilai tukar rupiah: Rp16.100/USD.
- Suku bunga SBN 10 tahun: 7,1 persen
- Harga minyak mentah: USD 82/barel
- Lifting minyak: 600 ribu barel per hari
- Lifting gas bumi: 1,005 juta barel setara minyak per hari. (jpc)