Enggan Berkarir di Indonesia, Mahasiswa Pariwisata Pilih Hongkong untuk Magang dengan Gaji Besar

Minggu 07 Jul 2024 - 11:25 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Banyak mahasiswa dari program studi kepariwisataan memilih Hongkong sebagai tempat tujuan magang untuk menyelesaikan masa studinya. Kebanyakan dari mereka menjalani magang di sektor perhotelan. 

Menariknya, meski berstatus sebagai mahasiswa magang, mereka diperlakukan layaknya pekerja profesional, menerima upah atau uang saku yang cukup untuk biaya hidup. Hal ini diungkapkan oleh Konsul Jenderal RI untuk Hongkong-Makau, Yul Edison, kepada JawaPos.com pada akhir Juni lalu.

Menurut Yul Edison, jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Hongkong setiap bulannya berkisar antara seribu hingga 1.500 orang. Banyaknya wisatawan ini dipicu oleh biaya transportasi yang terjangkau, terutama berkat maskapai Hongkong seperti Cathay Pacific, meski pariwisata Hongkong tidak jauh lebih baik dibandingkan Indonesia.

Selain untuk berwisata, warga negara Indonesia (WNI) datang ke Hongkong juga untuk bekerja dan belajar. Banyak dari mereka yang mengikuti program pertukaran pelajar, magang, atau memilih untuk melanjutkan studi di Hongkong. 

BACA JUGA:Tak Kunjung Usai: 7 Bulan Berstatus Tersangka, Beredar Video Firli Bahuri Bermain Bulu Tangkis

BACA JUGA:Pemulangan Jamaah Haji Indonesia Terus Berlangsung, 93.614 Sudah Tiba di Tanah Air

Di Hongkong terdapat lima perguruan tinggi terkemuka di tingkat dunia, yaitu The University of Hong Kong (HKU), The Chinese University of Hong Kong (CUHK), The Hong Kong University of Science and Technology (HKUST), The Hong Kong Polytechnic University (PolyU), dan City University of Hong Kong (CITYU).

Bagi mahasiswa Indonesia yang kuliah di dalam negeri, Hongkong menjadi destinasi utama untuk pertukaran pelajar, program double degree, dan magang. Mahasiswa program studi kepariwisataan biasanya magang di sektor perhotelan di Hongkong. 

"Di sini, mereka mendapatkan pengalaman yang lebih daripada sekadar nilai akademis. Mereka diperlakukan seperti pekerja perhotelan profesional dan mendapatkan upah yang layak," ungkap Yul Edison.

Yul Edison, yang sebelumnya bertugas di Meksiko, mengungkapkan bahwa banyak dari mahasiswa magang ini kembali ke Hongkong setelah lulus di Tanah Air. Pasalnya, mereka sering kali mendapatkan tawaran pekerjaan dengan upah yang kompetitif. 

BACA JUGA:Di Balik Kebocoran Data Nasional, Ternyata Akses Server PDN Hanya Pakai Kata Sandi Admin#1234

BACA JUGA:DPR Diminta Bentuk Pansus Usut Dugaan Mark Up Impor Beras Rp2,7 Triliun

Upah standar bagi pekerja baru di Hongkong jika dikonversikan ke rupiah berkisar minimal Rp 15 juta per bulan, dan bisa mencapai Rp 25 juta per bulan tergantung pengalaman dan kinerja.

Namun, hal ini menjadi perhatian bagi beberapa perhotelan di Indonesia. Mereka mengeluhkan bahwa para lulusan pariwisata cenderung enggan bekerja di Tanah Air, padahal sektor perhotelan di Indonesia sedang berkembang pesat dan membutuhkan tenaga kerja terampil. (jpc)

Kategori :