Mengulik Manisnya Cokelat dan Pahitnya Pare, Suatu Fenomena Unik!

Selasa 21 May 2024 - 21:18 WIB
Oleh: Anindya Anggun Widianti

Di balik sisi negatif cokelat, cokelat juga ternyata dapat meningkatkan daya fungsi otak. Bryan Raudenbush dari Universitas Wheeling Jesuit di Weat Virginia pernah mengatakan dari hasil penelitiannya bahwa cokelat mengandung banyak unsur yang bersifat menjadi stimulan antara lain theobromine, phenethylamine, dan caffeine.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan dengan Anda mengonsumsi cokelat, akan mendapatkan efek stimulasi yang dapat meningkatkan performa mental. Cokelat ini mengandung nutrisi yang sangat beragam, di dalamnya kita bisa menemukan karbohidrat, lemak sodium, serat, gula, protein, dan berbagai vitamin serta mineral.

Menurut riset lainnya, sebanyak kurang lebih 261,1 juta atau sebanyak 78% orang mengonsumsi cokelat. Dari fakta ini dapat diambil benang merah bahwa cokelat memang menjadi makanan favorit di semua kalangan. Tak heran yang menjadi pokok permasalahan pada cokleat ini ketika seseorang sudah mengonsumsi cokelat, ia akan minim mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan vitamin seperti sayuran dan buah. Padahal jika kita mengonsumsi secara bersamaan dan dalam porsi yang imbang, kita bisa mendapatkan efek positif untuk tubuh.

Tentang Pare

Pare (Momordica charantia L) adalah sayuran yang sering dikonsumsi sebagai lalapan maupun dijadikan lauk pauk. Sayuran ini  dikenal memiliki cita rasa yang pahit. Pare memiliki 3 jenis, yaitu pare gajih (berwarna hijau muda atau keputihan dan rasanya tidak pahit) , pare kodok (bulat pendek dan rasanya pahit), pare hutan (buahnya kecil dan rasanya pahit).

BACA JUGA:Mengubah Air Selokan Menjadi Bersih

BACA JUGA:Menjaga 'Kolong' Sebagai Sumber Air Baku Warga Bangka Barat

Menurut riset mengenai pare, kebanyakan orang tidak suka mengonsumsi sayuran ini karena rasanya yang pahit. Terkadang ketika pare sudah dimasak, ia akan menjadi lauk pauk sayuran dan masih dijadikan opsi kedua jika disandingkan dengan sayuran lainnya, seperti kangkong, buncis, wortel, dan lainnya.

Rasa pahit dari pare sendiri disebabkan oleh kandungan kukurbitasin (momordikosida k dan l). Kandungan ini dapat menghambat pertumbuhan sel (West, et al. 1971). Banyak yang tidak menyadari pare sebenarnya memiliki banyak manfaat, salah satunya anti HIV/ AIDS, karena pare mengandung alpha-momorchorin, beta-momorchorin dan MAP30 (Momordica antiviral protein 30) di dalamnya. Tidak hanya itu, ternyata pare juga bisa mengurangi kadar glukosa atau gula darah di dalam tubuh.

Mengonsumsi pare dalam jangka panjang bukanlah pilihan yang bagus. Hal ini dikarenakan pare bisa mematikan sperma, memicu impotensi, merusak buah zakar, dan hormon pria, bahkan berpotensi merusak liver. Menurut hasil uji coba penelitian pada tikus, menunjukan bahwa pemberian jus pare dapat  menyebabkan keguguran. Oleh karena itu, pada wanita hamil tidak disarankan untuk mengonsumsi pare dalam masa kehamilan.

Suatu yang lumrah memang kebanyakan orang lebih  memilih mengonsumsi cokelat daripada pare. Perbandingan manis dan pahit memang menjadi stigma yang tidak akan bisa bersatu. Akan tetapi, ternyata pahit tidak selamanya buruk dan manis tidak selamanya baik. Makanan manis nyatanya dapat menimbulkan penyakit dan yang pahit dapat menyembuhkan dalam tubuh kita.

Seperti halnya dengan cokelat, cokelat dicap sebagai pencetus diabetes, nyatanya kita tahu ada dark cokelat atau cokelat hitam yang aman dikonsumsi setiap hari. Namun karena rasanya yang pahit inilah cokelat hitam jarang dikonsumsi bagi kebanyakan orang.

BACA JUGA:Pendekatan Strategy Blue Ocean pada Sektor Komoditas Utama Bangka Belitung

BACA JUGA:Bambu, Si Serbaguna untuk Masa Depan Industri Berkelanjutan

Sama halnya dengan pare. Pare yang nyatanya sehat pun jarang dikonsumsi karena rasa pahitnya. Namun sebenarnya kita bisa mengonsumsi cokelat dan pare secara bersamaan, mengingat dampak negatif dari cokelat yaitu berpotensi menyebabkan diabetes dan dampak positif pare yaitu bisa mengurangi kadar gula darah di dalam tubuh. Hal ini pun bisa menjadi solusi bijak untuk menjaga keseimbangan kadar gula di dalam tubuh secara alami.

Cokelat dan pare bisa disandingkan tanpa harus memilih salah satunya, mengingat manfaat positifnya kita bisa menjaga kesehatan tubuh kita. Dengan kita mengonsumsi bahan alami, kita bisa memimalisir konsumsi obat ataupun suplemen untuk mengurangi diabetes. (*)

Kategori :