Mengulik Manisnya Cokelat dan Pahitnya Pare, Suatu Fenomena Unik!

Anindya Anggun Widianti, dok.Pribadi--

Jika sekilas mendengar pilihan antara cokelat atau pare mungkin kita akan memilih cokelat. Nyatanya ini suatu hal yang lumrah. Hal ini dikarenakan faktor cita rasa yang lebih enak di lidah sangat memengaruhi suatu makanan.

Cita rasa makanan sangat beragam. Kita mengenal ada rasa pahit, asin, manis, asam, dan umami (gurih). Keberagaman ini termasuk pula keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan, yang juga dipengaruhi oleh suasana hatinya saat itu, yakni senang, galau, kalut, dsb.

Biasanya seseorang akan  memilih makanan yang manis saat suasana hatinya tidak enak. Hal ini dikarenakan menurut beberapa penelitian, rasa manis bisa memperbaiki serta menstabilkan suasana hati dan mengurangi depresi.

Beda lagi dengan persepsi pada makanan yang cendurung memiliki cita rasa yang pahit. Bagi  kebanyakan orang, rasa pahit pada makanan sama saja dengan tidak memberikan kepuasaan pada lidah, serta banyak juga menyandingkan rasa pahit ini seperti mengonsumsi obat.

BACA JUGA:Perempuan Penjaga Harmonisasi Alam dari Dayak Iban

BACA JUGA:Pesantren di Tengah 'Perang Narasi' Era Digital

Namun nyatanya, kepuasaan tidaklah harus dinomorsatukan, baiknya kita juga perlu memperhatikan nutrisi yang terkandung di dalam suatu makanan itu. Hal ini juga termasuk efek yang ditimbulkan jika mengonsumsi terlalu banyak atau bahkan terlalu jarang dikonsumsi. Ihwal ini sangat berpengaruh untuk tubuh kita atau justru bisa menyebabkan suatu penyakit.

Tentang Cokelat

Cokelat  merupakan makanan manis yang populer di seluruh dunia. Makanan ini berasal dari olahan biji kakao. Sejatinya, cokelat  memang paling diminati di semua kalangan dari anak-anak sampai orang tua. Hal ini dikarenakan cita rasanya yang manis, menjadikan cokelat sebagai makanan penutup, seperti ice cream, minuman, kue, biscuit, dan lain lain.

Pengolahan pada biji kakao ini menghasilkan cocoa liquor (cocoa mass), cocoa butter dan cocoa powder. Cocoa ini merupakan sumber antioksidan polifenol yang dapat mengurangi resiko penyakit jantung, yakni dengan cara mencegah oksidasi lemak jahat. Akan tetapi, kandungan antioksidan pada cokelat juga berpengaruh pada kandungan kakao serta proses pengolahannya. Namun pada umumnya, jenis dark cokelat atau cokelat hitam memiliki antioksidan yang tinggi daripada susu cokelat.

Cokelat hitam sendiri merupakan cokelat yang masih memiliki sekitar 70% kandungan polifenol. Cokelat jenis ini lebih dikenal dengan cokelat yang sedikit memiliki rasa manis di dalamnya, bahkan cenderung pahit.

BACA JUGA:Prahara Tambang di Belitung Timur: Harapan dan Tantangan di Tengah Krisis Lingkungan

BACA JUGA:Merangkai Sistem Pendukung Pariwisata di Sekitar IKN

Meskipun demikian, ternyata cokelat hitam justru baik dikonsumsi. Hal ini dikarenakan cokelat ini mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh, seperti yang disebutkan dalam salah satu jurnal The American Journal of Clinical Nutrion. Jurnal penelitian ini menyebutkan bahwa mengonsumsi cokelat ini dapat menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan sensitivitas insulin pada orang sehat, dengan artian dengan kita mengonsumsi cokelat ini tidak menimbulkan efek diabetes pada tubuh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan