Kredit Perbankan 2025 Diprediksi Tumbuh Terbatas di Tengah Tantangan Ekonomi

Pekerja menyelesaikan pembuatan dimsum di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Griya Dimsum Bunda Imoet, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (08/01/2025)-Dery Ridwansah-JawaPos.com

BELITONGEKSPRES.COM - Pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia untuk tahun 2025 diperkirakan akan tetap positif, meskipun tidak akan terjadi secara agresif. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dan perlambatan penurunan suku bunga acuan global.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkapkan bahwa meskipun ada harapan untuk penurunan suku bunga yang lebih signifikan, kondisi terkini menunjukkan bahwa penurunan tersebut cenderung lebih moderat. Ini berimplikasi pada tingkat suku bunga yang tetap tinggi, yang dapat mempengaruhi keputusan kredit.

Di sisi lain, meskipun prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai baik, hal ini diharapkan dapat menarik minat investasi domestik. Aliran dana yang masuk akan meningkatkan investasi, ekspansi usaha, serta permintaan terhadap kredit. Dengan penurunan suku bunga acuan yang diharapkan dari Bank Indonesia, biaya dana diharapkan turun, yang dapat memicu pertumbuhan dana pihak ketiga.

Jika pengumpulan dana berjalan dengan baik, maka ketersediaan likuiditas akan terjaga, menjadi sumber utama dalam penyaluran kredit. Namun, perlu diwaspadai risiko yang mungkin timbul akibat ketidakpastian di pasar global, seperti fluktuasi inflasi dan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung.

BACA JUGA:Efisiensi Rp 306,69 Triliun: Prabowo Pangkas Anggaran untuk Program Prioritas Rakyat

BACA JUGA:Program 3 Juta Rumah dan MBG Dinilai jadi Peluang Strategis bagi Industri Keuangan

Pada tahun 2024, pertumbuhan kredit perbankan telah mencapai angka dua digit, yaitu 10,39 persen, dengan peningkatan yang signifikan dalam kredit investasi dan konsumsi. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit macet yang rendah, dan dana pihak ketiga meningkat secara keseluruhan.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 11-13 persen pada 2025, didukung oleh kebijakan makroprudensial yang bertujuan untuk memperkuat likuiditas serta mendorong kredit ke sektor-sektor prioritas, termasuk UMKM dan ekonomi hijau.

Namun, tantangan yang dihadapi termasuk penurunan daya beli masyarakat dan peningkatan biaya barang dan jasa. Hal ini membuat bank seperti BCA lebih berhati-hati dalam menetapkan target kredit konsumen, memastikan bahwa cicilan yang ditawarkan tetap terjangkau dan tidak membebani nasabah di masa mendatang.

Sumber: OJK, BI, BCA

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan