Bambu, Si Serbaguna untuk Masa Depan Industri Berkelanjutan

Senin 13 May 2024 - 21:10 WIB
Oleh: Shofi Ayudiana

BACA JUGA:Merawat Kebebasan Beragama Melalui Guru

BACA JUGA:Memberantas Penyebaran Paham Radikalisme Dibawah Permukaan

Penyusunan peta jalan ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, pemerintah menginginkan dasar hukum yang solid untuk mendukung industri bambu. Hal ini tidak hanya akan menciptakan kepastian hukum, tetapi juga akan menjadi landasan bagi kebijakan yang mendukung investasi dan pertumbuhan industri bambu secara keseluruhan.

Kedua, melalui peta jalan ini pemerintah ingin membangun lembaga industri bambu nasional yang stabil dan berdaya guna. Dengan tata kelola yang profesional, akuntabel, dan berintegritas, diharapkan industri bambu dapat berkembang secara berkelanjutan tanpa terpengaruh oleh fluktuasi pasar atau ketidakpastian bahan baku.

Tujuan ketiga adalah mencapai kemandirian dalam sumber bahan baku bagi industri bambu nasional. Hal ini penting mengingat ketidakpastian pasokan bahan baku dapat mengganggu kelancaran produksi. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis penting dilakukan untuk memastikan pasokan bahan baku yang stabil dan berkelanjutan.

Selanjutnya, pemerintah juga ingin meningkatkan keterampilan para praktisi industri bambu dalam menghadapi perkembangan teknologi terkini. Dengan memperkuat penguasaan mereka atas mesin dan peralatan yang mendukung, diharapkan industri bambu dapat tetap kompetitif setidaknya pada 2045 mendatang.

Selain itu, peta jalan ini juga disusun untuk mendukung hilirisasi produk bambu serta meningkatkan inovasi terus-menerus guna memastikan produk industri bambu Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di pasar lokal maupun internasional. Dengan demikian, industri bambu dapat memperluas pasar dan meningkatkan daya saingnya di tingkat global.

Tujuan yang tak kalah pentingnya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bambu bagi perekonomian dan lingkungan. Isu keberlanjutan menjadi perhatian utama dalam pengembangan industri bambu ini.

BACA JUGA:Penyangga IKN, Kaltim Menuju Industri Parekaf Berkelas Dunia

BACA JUGA:IKN sebagai katalis kunci mewujudkan Strategi Hidrogen Nasional

Meskipun masih dalam tahap pengumpulan data untuk menetapkan prioritas dalam pengembangan industri bambu,  tapi ada beberapa potensi industri bambu yang bisa dikembangkan, seperti produk furnitur, kerajinan, panel, bambu laminasi, dan peralatan makan.

Hal itu perlu terus dikembangkan karena pasar domestik untuk industri ini di Indonesia menunjukkan potensi besar. Ini terlihat salah satunya dari penggunaan bambu di hotel-hotel berbintang, seperti untuk tempat makan, sikat gigi, dan sisir. Tren ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan manfaat dan nilai bambu sebagai bahan yang berkelanjutan.

Berkelanjutan

Bambu telah muncul sebagai alternatif penting untuk menggantikan kayu dalam industri manufaktur. Sifatnya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadikannya pilihan ideal untuk mengurangi dampak lingkungan

Kayu saat ini memang masih menjadi bahan utama untuk berbagai produk seperti veneer, panel, dan furnitur. Ini terjadi karena ketersediaan kayu di Indonesia masih cukup banyak dan kemudahan pembentukannya.

Namun, di sisi lain permintaan produk yang ramah lingkungan juga terus meningkat. Tak hanya konsumen yang mulai mencari produk yang ramah lingkungan, negara-negara tujuan ekspor di Eropa, misalnya, juga mulai menuntut produk yang lebih berkelanjutan.

Kategori :