Bambu, Si Serbaguna untuk Masa Depan Industri Berkelanjutan

Senin 13 May 2024 - 21:10 WIB
Oleh: Shofi Ayudiana

Bamboo Global Market Report 2024, mencatat pasar bambu global mengalami lonjakan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus tumbuh.

Pasar bambu  yang pada 2023 sebesar  70,59 miliar dolar AS (sekitar Rp1.132 triliun),   menjadi 75,12 miliar dolar AS (Rp1.205 triliun) pada 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,4 persen.

Faktor-faktor pendorong pertumbuhan ini antara lain meningkatnya kesadaran lingkungan, mitigasi perubahan iklim, keserbagunaan aplikasi, dan dukungan pemerintah.

Indonesia diberkati dengan kekayaan bambu. Menurut catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dari 1.620 jenis bambu di dunia, 176 spesies atau 10 persen di antaranya tumbuh di Tanah Air, dan dari jumlah itu, 105 jenis di antaranya merupakan tanaman endemik, yang berarti hanya dapat ditemukan di Indonesia.

Di Indonesia, bambu memiliki peran penting dalam budaya dan ekonomi masyarakat. Bambu digunakan untuk berbagai keperluan, seperti bahan bangunan, peralatan rumah tangga, alat musik, serta seni dan kerajinan tangan.

Selain dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk, tanaman bambu juga merupakan penyembuh lahan. Bambu mampu tumbuh di lahan kritis atau rusak serta memperbaiki kondisi tanah. Jaringan rimpangnya mampu menstabilkan tanah sehingga mencegah erosi dan longsor.

BACA JUGA:Peran Penting Tri Pusat Pendidikan, Wujudkan Indonesia Emas 2045

BACA JUGA:Rumah Berkonsep 'Pemanenan Air Hujan' Jadi Solusi Banjir Perkotaan

Kedua, bambu sebagai penyimpan air, di mana satu rumpun bambu sehat (36 lonjor) mampu menyimpan hingga 3.600 liter air (setara 189 galon) pada setiap musim hujan. Keberadaan hutan bambu memastikan keberlangsungan mata air.

Ketiga, bambu sebagai penyerap karbon. Bambu sehat (36 lonjor) mampu menyerap dan kemudian menyimpan karbon hingga 3,33 ton CO2 eq. Ini menunjukkan bahwa bambu sangat penting dalam upaya menjaga kualitas udara dan mitigasi perubahan iklim.

Fungsi keempat, bambu sebagai energi baru terbarukan. Arang bambu, bioetanol, dan energi biomassa berbasis bambu memiliki potensi untuk menjadi sumber energi berkelanjutan.

Kelima, bambu sebagai penggerak Industri. Bambu memiliki pertumbuhan yang cepat dan bisa dipanen secara berkelanjutan sehingga menjadi bahan baku berharga bagi industri. Terdapat sekitar 1.500 jenis penggunaan bambu di berbagai industri mulai dari konstruksi, peralatan rumah tangga, peralatan makan, tekstil hingga pengobatan dan makanan.

Peta jalan bambu

Pemerintah Indonesia pun menyadari manfaat dan potensi besar bambu, dan Kementerian Perindustrian saat ini sedang menyusun peta jalan pengembangan industri bambu Indonesia.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, menjelaskan bahwa peta jalan pengembangan industri bambu ini nantinya diharapkan dapat memberikan dasar yang kuat dan panduan bagi pemerintah untuk merumuskan strategi dalam pengembangan industri bambu.

Kategori :