Lapangan 'Kerja Hijau' Bagi Generasi Z

Rabu 17 Apr 2024 - 22:14 WIB
Oleh: Dr Taufan Hunneman

BACA JUGA:Pentingnya literasi atasi kriminalitas di era digital

BACA JUGA:Kiat menggunakan THR secara bijak berdasarkan skala prioritas

Sekadar contoh praktik di lapangan, setidaknya ada dua bisnis rintisan generasi baru yang memanfaatkan EBT. Bisnis mereka merupakan model yang tipikal, sekaligus prospektif.

Pertama adalah Sinari, yang memasok energi berbasis panel surya bagi sektor agrikultur di pedalaman NTT. Dengan skema pendanaan yang ditanggung bersama antara Sinari dan petani.

Sinari memberikan pasokan energi, untuk proses produk, seperti kacang mete, kopra, dan kacang kenari. Melalui proses lanjutan, harga komoditas tersebut menjadi naik, jauh di atas harga jual, bila dijual secara gelondongan (barang mentah). Margin harga itulah yang kemudian dibagi dua antara Sinari dan kelompok petani setempat.

Kedua adalah Sylendra Power di Yogyakarta, yang mengembangkan dan memanfaatkan EBT di sejumlah kompleks perumahan.

Usaha mereka sudah pada melewati tahap kembali modal (BEP), dan sedang menuju pada fase profit, dengan hanya mengandalkan tarif jasa pemeliharaan peralatan, yang sebelumnya telah mereka instal di rumah sejumlah konsumen.

Kesiapan lembaga pendidikan

Bonus demografi yang sedang berlangsung saat ini, berupa fenomena mayoritas jumlah penduduk usia produktif, diharapkan bisa mewujudkan cita-cita sebagai generasi emas, yakni generasi istimewa yang momentumnya terjadi saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya.

Apakah Indonesia akan benar-benar menjadi negara maju pada 2045, adalah sebuah pertanyaan besar, yang proses menjawabnya harus dimulai dari sekarang.

Indonesia memiliki peluang green jobs yang besar di berbagai sektor. Pemerintah Indonesia telah memproyeksikan jumlah green jobs hingga tahun 2045 mencapai 15 juta dalam skema Pembangunan Indonesia Rendah Karbon.

BACA JUGA:Pentingnya literasi atasi kriminalitas di era digital

BACA JUGA:Kiat menggunakan THR secara bijak berdasarkan skala prioritas

Seolah berkejaran dengan waktu, menjadi pentingnya memanfaatkan secara optimal sisa waktu (sampai tahun 2036) bonus demografi, agar dapat menjadi negara maju.

Universitas-universitas di Indonesia secara umum sudah mumpuni untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja di lapangan pekerjaan hijau.

Misalnya, universitas atau politeknik yang mengajarkan penggunaan energi terbarukan untuk kendaraan listrik. Atau fakultas-fakultas ekonomi manajemen yang juga mulai mengajarkan green business untuk perusahaan-perusahaan rintisan.

Kategori :