Lebih lanjut, Tutuka juga meyakini bahwa negara-negara anggota OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi) akan turut berusaha mencegah memburuknya konflik antara Iran dengan Israel.
Berdasarkan kecenderungan dunia, banyak pihak yang tidak menginginkan harga minyak yang terlalu tinggi, ujar Tutuka kala menyampaikan pandangannya.
Berbekal keyakinan tersebut, Tutuka optimistis negara-negara anggota OPEC akan bahu-membahu menjaga stabilitas harga minyak dunia.
Yang patut menjadi sorotan adalah Iran yang merupakan salah satu negara anggota OPEC sekaligus pihak yang terlibat secara langsung dalam eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Tutuka mengatakan bahwa ICP akan lebih dipengaruhi oleh sikap Arab Saudi terkait konflik tersebut, karena Indonesia mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi. Meskipun Indonesia dengan Iran sudah menjalin kerja sama, Tutuka mengatakan bahwa Indonesia tidak mengimpor minyak dari Iran.
Saat ini, kata Tutuka melanjutkan, Pemerintah masih menunggu respons dari Israel terkait serangan Iran. Respons Israel nantinya akan menentukan apakah harga minyak dunia akan meningkat secara berkelanjutan atau spike.
BACA JUGA:Menjaga Ketersediaan Energi untuk Hari Kemenangan
BACA JUGA:Membangun Embung untuk Pertanian Produktif dan Kesejahteraan Petani
Adapun yang dimaksud dengan spike adalah peningkatan sementara sebelum kembali turun.
Imbas negara-negara Timur Tengah yang tengah bergulat memperjuangkan harga diri masing-masing sebagai negara berdaulat, adalah timbulnya rasa cemas, sebab harga minyak yang kian melonjak.
Pemerintah kembali meyakinkan bahwasanya harga BBM tidak akan berubah hingga Juni, sebagaimana komitmen yang telah disampaikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif ketika nilai rupiah terhadap dolar melemah.
Pertamina pun telah menyatakan komitmen untuk menjaga stabilitas harga serta pasokan BBM di dalam negeri, sekali pun biaya produksi mengalami peningkatan seiring naiknya harga minyak mentah dunia.
Berbagai komitmen tersebut bertujuan untuk melindungi masyarakat Indonesia dari penambahan beban ekonomi.