BELITONGEKSPRES.COM, KOBA - Libur Lebaran selalu menjadi momen yang dinantikan oleh pedagang kaki lima (PKL) untuk meningkatkan pendapatan mereka. Namun, di Pantai Kebang Kemilau, Bangka Tengah, suasana ramai oleh kehadiran para PKL, ternyata tidak selalu berarti omzet yang meningkat.
Erni (50), salah satu pedagang di sana, mengakui bahwa meskipun mereka meraup keuntungan yang lebih besar dari biasanya, namun omzet yang mereka raih tahun ini menurun drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Omzet kami turun hingga 60 persen. Kalau tahun lalu kami bisa mendapatkan 1 hingga 2 juta per hari, sekarang paling hanya 500 ribu," ungkap Erni kepada Babel Pos, Senin, 15 April 2024.
Erni menjelaskan bahwa ia dan suaminya, Mansur (56), yang berasal dari Pangkalpinang biasanya berkeliling menjual minuman dan telor gulung dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya.
BACA JUGA:Keberhasilan Patroli Polisi, Tidak Ada Kasus Pencurian di Basel Selama Libur Lebaran 2024
BACA JUGA:Lapas Pangkalpinang Ramai Dikunjungi Ribuan Keluarga WBP Saat Idul Fitri
"Kami berasal dari Pangkalpinang dan sering berdagang di tempat-tempat wisata ramai seperti Pantai Kebang Kemilau di Bangka Tengah. Selanjutnya, kami akan ke Bangka Selatan karena akan ada festival di sana," tambahnya.
"Saya dan suami memang berasal dari Bangka asli. Kami berdagang karena harga timah turun dan sulit untuk dijual mahal, juga kami tidak memiliki kebun. Meskipun situasinya sulit, kami tetap bersyukur bisa terus berdagang," ucap Erni.
Erni juga mengakui bahwa ekonomi sekarang jauh berbeda dari lima tahun yang lalu. "Dulu, harga timah tinggi dan ekonomi stabil, orang senang berbelanja. Sekarang, semuanya sulit, tetapi kami tetap bersyukur bisa menjalani usaha ini," tambahnya.
"Kami beruntung karena pemerintah masih memberikan bantuan kepada UMKM seperti kami. Kami hanya perlu terus berusaha, menjaga kesehatan, dan tetap semangat," tutupnya.