Rami, alternatif ramah lingkungan untuk masa depan tekstil Indonesia

Minggu 17 Mar 2024 - 21:44 WIB
Oleh: Shofi Ayudiana

Kelebihan lainnya, tanaman rami dapat tumbuh dengan cepat dan membutuhkan waktu panen yang relatif singkat, sekitar 3-4 bulan. Hal ini berarti dapat diproduksi dalam jumlah besar tanpa memerlukan lahan yang terlalu luas.

Bagian dari industri

Serat alam Indonesia berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku tekstil selain kapas untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Masalahnya, kebanyakan UMKM di Indonesia masih belum terhubung dengan industri, sebagaimana diakui oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

BACA JUGA:Membekali Keahlian Kerja Untuk Mengurangi Pengangguran

Saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Lampung pada 5 Maret lalu, Teten menuturkan meskipun UMKM di Indonesia merupakan tulang punggung ekonomi nasional, hampir sebagian besar belum terhubung dengan industri.

Sebagian besar pelaku UMKM, yang merupakan usaha mikro dan informal, adalah pelaku ekonomi subsistek, bukan bagian dari rantai pasok usaha besar atau industri, sehingga tidak ada kepastian pasar dan tidak ada transfer teknologi.

Serat alam termasuk rami memiliki potensi besar untuk menjadi bahan baku tekstil yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia. Namun, diperlukan dukungan dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan industri serat alam di Indonesia termasuk mengatasi hambatan bagi UMKM.(*)

*) Oleh Shofi Ayudiana

Kategori :