BELITONGEKSPRES.COM, Saat seseorang berkeringat, aroma tidak sedap sering kali timbul. Ini disebabkan oleh dua jenis kelenjar keringat dalam tubuh manusia, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin tersebar di seluruh tubuh, sedangkan kelenjar apokrin terletak di daerah-daerah yang berambut, seperti ketiak dan sekitarnya.
Saat seseorang merasa panas atau cemas, kelenjar apokrin menghasilkan cairan kental mirip susu yang dikenal sebagai keringat.
Namun, keringat itu sendiri pada awalnya tidak berbau. Aroma yang tidak sedap muncul ketika keringat berinteraksi dengan bakteri di permukaan kulit, yang kemudian mengurai keringat dan menghasilkan aroma yang tidak sedap.
Meskipun telah menggunakan deodoran, beberapa orang masih mengalami masalah bau badan.
Meskipun deodoran bertujuan untuk mengurangi bau badan dengan menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau tidak sedap, namun beberapa faktor dapat membuat deodoran menjadi tidak efektif.
BACA JUGA:4 Langkah Penting Lindungi Data Pribadi di Smartphone
BACA JUGA:3 Zodiak Ini Bakal Disinggahi Momen Romantis di Valentine 2024
Penyebab bau badan yang tetap muncul meskipun sudah menggunakan deodoran dapat bervariasi mulai dari masalah kesehatan tertentu hingga kebiasaan perawatan tubuh yang kurang optimal.
Dilansir dari Livestrong pada Jumat, 16 Februari, berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab bau badan meskipun sudah menggunakan deodoran.
1. Perubahan hormon
Perubahan hormonal juga dapat memengaruhi bau badan. Sebagai contoh, selama menopause, penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan gejala seperti hot flashes dan keringat berlebihan, menurut National Institute on Aging (NIA).
Pubertas juga merupakan masa di mana hormon berfluktuasi, dan ini dapat menyebabkan ketiak menghasilkan bau yang tidak sedap.
Kelenjar keringat apokrin menjadi lebih aktif selama pubertas, yang dapat memperburuk bau badan.
Beruntungnya, fluktuasi hormon biasanya bersifat sementara, sehingga bau badan seharusnya mereda ketika hormon kembali stabil.