BELITONGEKSPRES.COM - Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menggandeng berbagai pemangku kepentingan, termasuk Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), untuk bersama-sama menemukan solusi terkait panjangnya antrean calon jamaah haji di Indonesia.
Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan bahwa masalah antrean ini menjadi salah satu pekerjaan rumah yang perlu ditangani secara bersama. Menurutnya, tingginya minat masyarakat Indonesia untuk mendaftar haji setiap tahun semakin memperpanjang waktu tunggu calon jamaah.
“Kami mengajak BPKH dan semua pihak terkait untuk bekerja sama mengatasi masalah antrean ini. Harapan masyarakat adalah mereka bisa segera berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.
Dahnil menyebutkan bahwa rata-rata antrean calon jamaah haji di Indonesia mencapai 25 tahun, bahkan di beberapa daerah seperti Makassar, masa tunggu bisa mencapai 48 tahun. Oleh karena itu, sinergi dari semua pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mempercepat penyelesaian masalah ini.
BACA JUGA:Kemnaker Akan Laporkan Provinsi yang Belum Tetapkan UMP ke Kemendagri dan Tembusan ke Presiden
BACA JUGA:KPK Tetapkan Tas Gratifikasi yang Dilaporkan Nasaruddin Umar Jadi Milik Negara
Selain faktor tingginya minat pendaftar, jumlah kuota haji Indonesia dari Arab Saudi juga terbatas, yakni hanya sekitar 221 ribu kuota untuk tahun 2023 hingga 2025. Dengan jumlah pendaftar yang kini sudah mencapai enam juta, ditambah dengan pendaftar baru, membuat masalah antrean semakin kompleks.
Sebagai solusi potensial, BP Haji mengusulkan agar mereka yang sudah melaksanakan ibadah haji tidak mendaftar kembali dalam jangka waktu tertentu. Menurut Dahnil, langkah ini perlu dikaji lebih lanjut guna mengurangi jumlah calon jamaah dalam antrean.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, menyarankan agar generasi muda mulai merencanakan ibadah hajinya sejak dini. Hal ini dilakukan untuk memastikan mereka dapat melaksanakan ibadah haji dalam kondisi sehat dan bugar, mengingat banyak calon jamaah yang kini berusia lanjut.
“Generasi muda perlu mempersiapkan diri lebih awal agar ketika tiba giliran mereka, kondisi tubuh masih dalam keadaan optimal dan siap untuk menjalankan ibadah,” ujar Fadlul.
Dengan langkah-langkah kolaboratif ini, BP Haji dan BPKH berupaya mengurai antrean calon jamaah dan memastikan setiap jamaah dapat menunaikan ibadah haji sesuai dengan harapan mereka. (ant)