Jumlah Kasus DBD di Belitung Capai 428 Dengan 8 Angka Kematian

Petugas kesehatan sedang melakukan penyemprotan fogging untuk cegah DBD (ANTARA/Kasmono-Apriliansyah)--

BELITUNGEKSPRES.COM, TANJUNGPANDAN - Jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Belitung hingga November tahun 2024 mencapai sebanyak 428 kasus. Dinas Kesehatan (Dinkes) Belitung mencatat kasus meningkat dibandingkan tahun 2022.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Belitung, Sri Agustini mengatakan, jumlah kasus DBD saat ini terjadi peningkatan dibandingkan tahun yang hanya 194 kasus.

"Kami mencatat jumlah kasus DBD di Kabupaten Belitung sampai November 2023 mencapai sebanyak 428 kasus dengan delapan angka kematian," kata Sri Agustini seperti dari Antara.

Menurutnya, peningkatan kasus DBD dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti, peralihan musim dari kemarau penghujan serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

BACA JUGA:Pengerusakan Aset PT Foresta, JPU Hadirkan 3 Ahli Dalam Kasus Martoni

BACA JUGA:Kasus Dugaan Tipikor, Dua Petinggi PT Timah Kembali Diperiksa Kejagung

"Peningkatan jumlah kasus DBD disebabkan adalah faktor cuaca karena ini merupakan fase pancaroba peralihan dari musim kemarau penghujan dan memang biasanya terjadi peningkatan kasus DBD," katanya

Selain itu, lanjut Sri Agustini kesadaran masyarakat Belitung dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal masih rendah sehingga memicu kenaikan kasus DBD.

"Kami sayangkan sekali kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan masih rendah sehingga kami telah mengeluarkan dua kali surat imbauan kewaspadaan dini terhadap DBD," katanya.

Oleh karena itu, guna menekan peningkatan kasus DBD pihak Dinkes Belitung mengajak masyarakat untuk melaksanakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Karena cara yang efektif menekan kasus DBD adalah memberantas sarang nyamuk bukan dengan melakukan fogging atau pengasapan," sebut Sri Agustini.

Dinkes Belitung mengajak masyarakat bergotong-royong menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal, membuat saluran limbah agar air tidak tergenang di pekarangan rumah, dan jangan menggantungkan pakaian di belakang pintu kamar yang dapat menjadikan tempat berlindung nyamuk.

Selanjutnya adalah melaksanakan gerakan 3 M plus yakni mengubur barang-barang bekas, menutup semua tempat penampungan air, menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air seminggu sekali dan menaburkan bubuk abate di tempat-tempat penampungan air yang berada di luar rumah.

"Jangan sampai ada genangan air di sekeliling rumah karena itu akan menjadi tempat bertelurnya nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk demam berdarah," tandas Sri Agustini. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan