Prabowo Siapkan Anggaran Rp3,3 Triliun untuk Medical Check-Up Gratis untuk Masyarakat
Presiden Terpilih 2024 Prabowo Subianto akan membentuk Kementerian Penerimaan Negara untuk mendukung program-program strategisnya-prabowo---
BELITONGEKSPRES.COM - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Hasbi mengungkapkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo, masyarakat akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) secara gratis.
Ini adalah langkah strategis dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendekatan promotif dan preventif.
Menurut Hasan, kebijakan ini merupakan bagian dari rencana pemerintahan Prabowo untuk mengurangi beban biaya pengobatan dengan memfokuskan perhatian pada pencegahan dan promosi kesehatan.
"Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan tanpa biaya, yang bertujuan mengurangi kebutuhan untuk pengobatan di kemudian hari," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta pada 25 September 2024.
BACA JUGA:Menteri AHY Sebut Sertifikat Tanah Elektronik Dapat Digunakan sebagai Agunan
BACA JUGA:Anies Baswedan Rilis Visi-Misi Jakarta 2024 Meski Gagal Maju Pilgub
Program ini tidak hanya berfokus pada pemeriksaan kesehatan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gaya hidup sehat dan potensi masalah kesehatan yang mungkin mereka hadapi. Dengan pendekatan ini, diharapkan akan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang lebih sehat dan berkualitas.
Hasan menekankan pentingnya pendidikan dan kesehatan yang baik dalam memanfaatkan bonus demografi Indonesia. "Jika pendidikan tidak memadai, maka bonus demografi tidak ada artinya. Demikian juga jika kesehatan masyarakat buruk, semua upaya akan sia-sia," tegasnya.
Untuk merealisasikan program ini, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,3 triliun untuk menyediakan medical check-up gratis bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu, tambahan Rp1,7 triliun akan digunakan untuk memperbaiki fasilitas pelayanan kesehatan.
Program ini direncanakan untuk menjangkau 200 juta orang, dengan prioritas awal bagi 52 juta peserta di tahun pertama pelaksanaannya. (dis)