Pacu Hilirisasi Nikel, Pemerintah Bangun Pabrik Baterai Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia

Airlangga resmikan pabrik baterai EV--Kemenko--

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM – Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan potensi nikel sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat ekonomi nasional dan mendukung revolusi kendaraan listrik (EV). 

Dengan kekayaan mineral, terutama nikel, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemain utama dalam produksi baterai kendaraan listrik global, dengan kapasitas produksi mencapai 210 GWh per tahun.

Salah satu langkah nyata pemerintah adalah pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik ramah lingkungan pertama di Indonesia. 

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, inisiatif hilirisasi nikel bertujuan untuk menghasilkan efek ganda bagi perekonomian, seperti meningkatkan nilai tambah bahan baku, menarik investasi, meningkatkan devisa ekspor, dan menciptakan lapangan kerja baru.

BACA JUGA:Pembangunan Mall Duty Free Nusantara di IKN Diharapkan Dorong Perekonomian Kalimantan Timur

BACA JUGA:OJK Tingkatkan Ketahanan Industri Jasa Keuangan Indonesia Melalui Strategi Anti-Fraud

"Hilirisasi nikel telah berhasil meningkatkan nilai ekspor produk turunan secara signifikan. Dari USD 4,31 miliar pada 2017, kini telah melonjak menjadi USD 34,44 miliar pada 2023," ujar Menko Airlangga pada Sabtu, 14 September 2024.

Data dari Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan, hingga Juni 2024, total investasi yang telah masuk untuk mendukung hilirisasi nikel, terutama untuk pembangunan smelter dan pabrik baterai EV, tembus USD 30 miliar. 

Ini merupakan bagian dari upaya besar Indonesia untuk memperkuat posisinya di pasar global.

Dalam lima tahun terakhir, lebih dari 2.000 GWh kapasitas baterai lithium-ion telah dimanfaatkan secara global untuk mendukung sekitar 40 juta kendaraan listrik dan berbagai proyek penyimpanan energi. 

Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemain kunci dalam penyediaan baterai untuk EV di seluruh dunia.

BACA JUGA:Investasi Rp4,5 Triliun: Indonesia Impor Sapi Perah dari Brasil untuk Tingkatkan Produksi Susu

BACA JUGA:BI Siap Luncurkan Central Counterparty (CCP) untuk Perkuat Pasar Valuta dan Uang

Menko Airlangga juga menyatakan bahwa Indonesia sedang bernegosiasi dengan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, untuk memperkuat kerja sama di bidang critical minerals. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan