Dinas Kesehatan Belitung Timur Antisipasi Penyebaran Monkeypox

Gejala yang disebabkan oleh penyakit Monkeypox atau cacar Monyet-- (World Health Organization)

MANGGAR, BELITONGEKSPRES.COM - Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung Timur (Dinkes Beltim) telah melakukan antisipasi penyebaran virus Monkeypox atau cacar monyet di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Belitung Timur, Supardi mengatakan antisipasi ini berupa imbauan menghindari kontak dengan pemderita dan barang-barang yang terkontaminasi dengan virus tersebut.

"Untuk tindakan antisipasi memang mengikuti penatalaksanaan penyakit serupa, seperti cacar air dan cavar api atau penyakit potensial wabah lainnya," kata Supardi kepada wartawan, Jumat 6 September 2024.

Supardi menjelaskan virus Monkeypox atau Mpox ditularkan dari manusia ke manusia lewat kontak fisik, droplet, dan hubungan seksual. Virus ini dinilai cukup berbahaya tapi penularannya tidak secepat dan semudah virus covid-19. 

BACA JUGA:Cegah Penyebaran MPox, Bandara Soetta Wajibkan Aplikasi SatuSehat bagi Penumpang Internasional

BACA JUGA:Antisipasi Virus Mpox, Angkasa Pura Pasang Thermal Scanner di Kedatangan Internasional 16 Bandara

"Kemudian karena penyebabnya virus Mpox, jadi tergantung dari daya tahan tubuh kita juga untuk tertular atau tidaknya," kata Supardi.

Perbedaan Monkeypox dengan penyakit lain yaitu pada M-Pox ruam-ruam bisa muncul pada telapak tangan dan kaki, sedangkan cacar cacar tidak.

"Kemarin Pak Bupati Beltim juga telah menginstruksikan agar tetap waspada terhadap penularan virus ini. Kami juga harus melakukan skrining terhadap orang-orang dengan riwayat perjalanan luar daerah," katanya.

Terkait kasus yang diduga Mpox diduga ditemukan di Badau, Belitung terhadap seorang karyawan pabrik, Supardi enggan mau berspekulasi lebih banyak karena masih dalam tahap pemeriksaan sampel.

BACA JUGA:Ketua Perdoski Sebut Pola Hidup Bersih Kunci Cegah Penularan Mpox

BACA JUGA:Update Mpox 2024: Status dan Pencegahan

"Kalau dalam istilah sistem kewaspadaan dini responsif, masih dalam status rumor. Karena masih menunggu konfirmasi hasil laboratorium," tandas Supardi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan