Rizal Hadi dan Diplomasi Bambu

Rizal Hadi menggunakan Rasendriya saat tampil di Rainforest World Music Festival 2024 di Sarawak Cultural Village, Kuching, Sarawak, pada Sabtu (29/06/2024) sore. (Teguh Imam Wibowo)--
Berkat kegigihannya menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan dengan menggunakan alat musik yang tidak merusak alam, Rizal juga tampil menjadi pembicara di acara Rainforest Youth Summit 2024 di Kuching, rangkaian dari RWMF 2024. Ia berbicara di hadapan seribuan peserta dari berbagai negara mengenai upaya menjaga alam.
BACA JUGA:Belajar dari Jepang Kelola Distribusi Pangan Berbasis Koperasi
Salah satunya melalui alat musik yang ia gunakan, rasendriya. Ia menyatakan, untuk membuat satu buah gitar biasa, setidaknya membutuhkan 0,5 meter kubik kayu. Jika diasumsikan dalam satu tahun ada jutaan gitar yang diproduksi, artinya pohon yang ditebang juga semakin banyak. "Masa kita harus menebang pohon yang usianya ratusan tahun hanya untuk sebuah gitar, hanya untuk menghasilkan sesuatu yang menyenangkan," ujarnya, setengah bertanya.
Ia memilih bambu, karena, selain banyak terdapat di Indonesia, juga masuk dalam kategori rumput-rumputan, bukan pohon. Bambu juga tumbuh jauh lebih cepat dibanding pohon biasa.
Bersama sejumlah musisi, ia juga mempunyai agenda tahunan menyuarakan tentang ancaman perubahan dan krisis iklim, melalui pertunjukan musik serta peluncuran album kompilasi. Demi menggaet kalangan muda, ia membuat band baru bernama "Rhythm Rebels", yang mengusung dance music. Ia menggunakan bambu sebagai baham membuat alat musik yang lebih sesuai dengan warna musik Rhythm Rebels.
Peluang
Bamboo Global Market Report 2024, dalam sebuah artikel yang tayang di Antaranews.com, mencatat pasar bambu global mengalami lonjakan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus tumbuh.
BACA JUGA:Tantangan Pendidik di Era Kurikulum Merdeka dalam Mengelola Kelas yang Inklusif dan Beragam
Pasar bambu yang pada 2023 sebesar 70,59 miliar dolar AS (sekitar Rp1.132 triliun), menjadi 75,12 miliar dolar AS (Rp1.205 triliun) pada 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,4 persen.
Faktor-faktor pendorong pertumbuhan ini, antara lain meningkatnya kesadaran lingkungan, mitigasi perubahan iklim, keserbagunaan aplikasi, dan dukungan pemerintah.
Indonesia diberkati dengan kekayaan bambu. Menurut catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dari 1.620 jenis bambu di dunia, 176 spesies atau 10 persen, di antaranya tumbuh di Tanah Air, dan dari jumlah itu, 105 jenis di antaranya merupakan tanaman endemik, yang berarti hanya dapat ditemukan di Indonesia.
Rizal Hadi tidak memungkiri jika ia punya mimpi rasendriya terus mendunia dan penggunanya semakin banyak. Pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat, 36 tahun, lalu itu segera menjelaskan bahwa mimpi itu boleh, meskipun dirinya hanya sebagai musisi, bukan pebisnis. Hal itu bukan tidak mungkin suatu saat dirinya akan belajar berbisnis.
BACA JUGA:Pemerintah Berkomitmen Cegah Anak jadi Korban Judi Online
Ia berpesan untuk anak-anak muda Indonesia bahwa mungkin saja mereka dapat membeli jam semewah apapun, tapi mereka tidak dapat membeli waktu. Bagi dia, anak muda harus menggunakan waktu sebaik mungkin.
Dia berharap, dari apa yang sudah dilakukan selama ini, dapat berperan kecil untuk ikut menjaga Bumi agar kembali indah. Dia juga bertekad akan terus berjuang, bukan untuk menjadi terkenal, tapi untuk anak cucu kita yang mewarisi Bumi ini.