Belajar dari Jepang Kelola Distribusi Pangan Berbasis Koperasi

Warga antre untuk membeli paket bahan pangan pada pasar murah yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/6/2024). ANTARA FOTO/Arnas Padda/Spt.--

Setiap pagi, pelelangan barang dilakukan oleh grosir yang menjual produk segar kepada pedagang perantara dan pengecer. Proses ini dijalankan secara transparan dan diawasi oleh pemerintah, memastikan harga yang adil dan diketahui oleh petani melalui publikasi harga.

Kemudian, Pasar Ota juga menerapkan metode transaksi yang beragam. Selain pelelangan, Pasar Ota juga menggunakan transaksi negosiasi, di mana harga ditetapkan melalui pembicaraan antara penjual dan pembeli tanpa adanya kompetisi di antara pembeli. Ini memberikan fleksibilitas tambahan dalam proses perdagangan.

Dan yang tak kalah unik, skala dan variasinya menjadi yang terbesar di Jepang. Pasar Ota adalah pasar produk pertanian terbesar di Jepang, dengan sekitar 3.875 ton atau senilai 1,18 miliar yen sayuran dan buah-buahan diperdagangkan setiap hari. Sebagian besar produk ini dikirim ke pengecer besar seperti supermarket, yang memastikan pasokan makanan yang stabil dan berkualitas tinggi bagi masyarakat.

BACA JUGA:Privilege 'Orang Dalam vs Orang Berbakat'

BACA JUGA:Membangun Kepedulian Orang Terdekat untuk Bentengi Diri Dari Narkoba

Pelajaran penting

Kunjungan ini memberikan banyak wawasan bagi Indonesia tentang bagaimana pasar grosir dapat dikelola secara efektif.

Beberapa pelajaran yang bisa diadopsi untuk Indonesia meliputi pengelolaan pasar yang efisien dan terstruktur. Penerapan manajemen yang terstruktur dan efisien, seperti yang dilakukan di Pasar Ota, dapat membantu meningkatkan efektivitas distribusi pangan di Indonesia.

Selain itu teknologi dalam logistik dan transaksi sangat memudahkan konsumen. Mengadopsi teknologi modern dalam logistik dan transaksi dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar pangan di Indonesia.

Dan yang tak kalah penting adalah kerja sama Pasar Ota dengan koperasi petani menjadikan pasar ini semakin baik bagi contoh pemberdayaan masyarakat.

BACA JUGA:Perlunya Kolaborasi Pemerintah-Masyarakat untuk Berantas Judi Online

BACA JUGA:Strategi Pengelolaan Tambang Pasca Terbitnya WIUPK untuk Ormas

Bekerja sama dengan lembaga koperasi seperti JA (Japan Agriculture) yang mewakili petani, dapat membantu memastikan harga yang adil dan dukungan bagi petani dalam meningkatkan produksi mereka.

Pasar Ota adalah contoh yang mengesankan dari pasar grosir pusat yang sukses, dengan sistem transaksi yang efisien dan dukungan logistik yang kuat.

Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari kunjungan ini sangat berharga untuk dijadikan inspirasi dan solusi dalam pengembangan pasar grosir atau pusat distribusi pangan di Indonesia, yang pada akhirnya dapat mendukung ketahanan pangan nasional.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan