Perempuan Penjaga Harmonisasi Alam dari Dayak Iban

Lidia Sumbun memetik daun engkerbai untuk bahan pewarna alam tenun ikat khas Dayak Iban. ANTARA/Helti Marini Sipayung--

Masyarakat adat Dayak Iban Sungai Utik mengatur hutan mereka menurut hukum adat. Dari bentang hutan adat itu, 6.000 ha digunakan sebagai hutan lindung dan 3.480 ha untuk lahan bercocok tanam dengan sistem rotasi tradisional.

Pembagian kawasan hutan menurut hukum adat Dayak Iban terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu kampung taroh, yakni kawasan hutan yang tidak boleh dijadikan ladang, tidak boleh diambil kayunya. Lokasinya terletak jauh ke hulu di sebelah utara rumah betang.

Kedua, kampung galan. Ini kawasan hutan produksi terbatas di mana masyarakat dapat mengambil tanaman obat-obatan, kayu bakar, kayu pembuat sampan dengan pengawasan adat yang ketat lengkap dengan sanksinya. Hak pemanfaatan hanya bagi masyarakat kampung setempat.

Ketiga, kampung embor kerja. Kawasan ini untuk produksi berkelanjutan yang dikelola dengan prinsip keadilan dan kelestarian menurut (hukum) adat setempat.

Di kawasan ini terdapat pula tanah mali dan tanah bertuah yang tidak dijadikan kawasan produksi. Masyarakat kampung menghindari penebangan kayu pada kawasan ini.

Tanah mali dan bertuah ini hanya jadi sumber bibit kayu dan tumbuhan lainnya. Pohon dengan batang kurang dari diameter 30 cm harus dibiarkan dan tidak diganggu.

BACA JUGA:Rumah Berkonsep 'Pemanenan Air Hujan' Jadi Solusi Banjir Perkotaan

Komunitas ini juga diganjar penghargaan Gulbenkian Prize for Humanity dari Yayasan Calouste Gulbenkian, Juli 2023. Ini adalah penghargaan bagi aksi lokal mereka dalam menjaga hutan untuk mencegah krisis iklim.

Dua penghargaan ini menegaskan peran warga Sungai Utik sebagai inspirasi dan pembelajaran bersama dalam mencegah terjadinya krisis iklim.

Hidup selaras dengan alam adalah kredo bagi komunitas adat ini. Mereka memegang teguh prinsip warisan leluhur. Bunyinya, “babas adalah apai kami, tanah adalah inai kami, dan ae adalah darah kami”. Artinya, hutan adalah bapak kami, tanah adalah ibu, dan air ibarat darah yang mengalir dalam tubuh. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan