Proyek Inovasi Ekonomi Biru ASEAN-Jepang-UNDP untuk Masa Depan

ILUSTRASI Nelayan. (LPMUKP untuk JawaPos.com)--

BELITONGEKSPRES.COM, Sekretaris Jenderal ASEAN, bersama dengan Duta Besar Jepang untuk ASEAN dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, secara resmi meluncurkan proyek ASEAN Blue Economy Innovation pada Selasa, 14 Mei. 

Inisiatif ASEAN ini didukung oleh Pemerintah Jepang dan UNDP yang berkantor di Jakarta. Proyek ini mengundang inovator dari sepuluh negara ASEAN dan Timor Leste untuk menghadapi tantangan serta memajukan sektor biru, yang meliputi ekosistem laut dan air tawar.

Proyek ini terdiri dari tiga kegiatan utama: ASEAN Blue Innovation Challenge, Program Inkubasi, dan program Temu Usaha (Business Matchmaking). Melalui ketiga inisiatif tersebut, 60 inovator terpilih akan menerima dukungan finansial hingga USD 40.000 masing-masing.

Mereka juga akan mengikuti program pendampingan selama program inkubasi untuk menyempurnakan dan mengomersialisasikan solusi mereka dalam periode enam bulan. 

Selain itu, selama kegiatan Business Matchmaking, tim pemenang akan berkesempatan mempresentasikan solusi inovatif mereka kepada komunitas bisnis, pemodal, dan investor, guna memperoleh akses ke investasi biru di wilayah tersebut.

Dalam acara peluncuran proyek di Sekretariat ASEAN, Sekretaris Jenderal ASEAN, H.E. Dr. Kao Kim Hourn, menyampaikan pidato pembukaan melalui rekaman video. 

BACA JUGA:Samsung Galaxy M15 5G Bakal Meluncur di Indonesia, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

BACA JUGA:Nokia 3210 Kembali Diluncurkan dengan Versi Lebih Canggih, Intip Harganya

Beliau menekankan bahwa kehadiran proyek ASEAN Blue Economy Innovation sangat strategis, karena bertepatan dengan persiapan kawasan ASEAN dalam mengimplementasikan Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN.

"Proyek ini tidak hanya bertujuan memperbaiki hasil ekonomi dari sektor kelautan, tapi juga meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir dalam menghadapi perubahan iklim dan degradasi lingkungan. 

Inisiatif ini menjadi perwujudan komitmen ASEAN dalam memanfaatkan ekonomi biru untuk pembangunan regional, keberlanjutan lingkungan, dan inklusi sosial-ekonomi," ujar Dr. Kao Kim Hourn, dalam keterangan dikutip Rabu 15 Mei.

Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Ekonomi ASEAN, H.E. Satvinder Singh, menyatakan bahwa sejak diadopsinya Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN pada bulan September 2023, ASEAN terus mengambil langkah maju dalam upaya bersama untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya laut dan air tawar secara berkelanjutan demi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ASEAN.

"Proyek perintis ini juga semakin menegaskan komitmen dan kesiapan ASEAN dalam memimpin kerja sama regional dan integrasi ekonomi terkait inovasi ekonomi biru," imbuhnya.

ASEAN menempati posisi terdepan dalam potensi maritim dunia, dengan beragam sumber daya kelautan yang memiliki estimasi nilai pasar hingga USD 2,5 triliun per tahun, atau sekitar lima persen dari ekonomi global.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan